Soal Ekspor Benih Lobster, Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Angkat Bicara

3 Desember 2020, 21:00 WIB
Rahayu Saraswati, Calon Wali Kota Tangerang Selatan sekaligus keponakan Prabowo Subianto. /Dok YouTube Deddy Corbuzier

JURNALGAYA – Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan yang juga keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati, angkat bicara soal pemberitaan ekspor benih lobster yang menyebut namanya.  

Rahayu mengatakan, pemberitaan yang menghubungkan dirinya dengan kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster yang menyeret Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo, keliru.

Sebab dirinya sudah tidak menduduki jabatan apapun di PT Bima Sakti Mutiara, salah satu perusahaan yang lolos mengantongi izin sebagai eksportir benih lobster.

Baca Juga: Gubernur Anies Ajukan Pengganti Wali Kota Jakarta Pusat

“Gue sudah gak ngejabat lagi di PT Bima Sakti Mutiara, karena maju dalam Pilkada Tangerang Selatan, dan PT Bima  itu hanya untuk bisnis mutiara tok awalnya,” ujar Rahayu dalam Podcast Deddy Corbuzier, Kamis 3 Desember 2020.

Selain itu, Rahayu juga menggarisbawahi nara sumber yang digunakan dalam pemberitaan tersebut yang bikin heboh tersebut.

Dalam pemberitaan, disebutkan nama Donal Fariz dari ICW. Ternyata, Donal sudah tidak di ICW.

“Terus Donal Fariz yang dikutip oleh media tersebut ternyata sudah tidak di ICW dan merasa tidak pernah diwawancarai,” tegas dia.

Baca Juga: Babe Haikal Ungkap Detik-Detik Pasukan Bersenjata Laras Panjang Datangi Rumah HRS di Petamburan

Deddy kemudian menanyakan lagi mengenai KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) yang diberitakan media.

“Kalau kolusi dan korupsi  gue yakin elo gak ngelakuin, tapi kalau nepotisme memungkinkan kan?” tanya Dedy meminta kejelasan dari Rahayu.

Rahayu kemudian menjawab pertanyaan Deddy.

“Ada puluhan perusahaan  yang ikut seleksi sebagai calon eksportir kan. Perusahaan itu juga (PT Bima Sakti Mutiara) sudah berdiri di bidang kelautan dan perikanan selama kurang lebih 34 tahun. Pindah dari mutiara ke lobster itu sangat masuk akal. Tempatnya kita sudah punya, tinggal untuk dapat izin.”

 

Rahayu pun melanjutkan penjelasannya.

“Kita presentasikan kepada Dirjen dan staf eselon 2 dan 3 di KKP. Perusahaan harus melalui interview, kemudian  peninjauan lokasi  dievaluasi, datang ke balai-balainya.”

“Benar dilalui gak?” tanya Deddy lebih lanjut.

“Dilalui, kita ada foto-fotonya. Dan bila mereka tak melakukan itu, mereka juga bisa terjerat, bukan hanya Pak Edhynya tapi juga yang di bawahnya,” pungkasnya. ***

Editor: Firmansyah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler