Turki Lockdown Total! Alun-alun dan Jalan-jalan di Kota Besar Kosong di Akhir Pekan

6 Desember 2020, 14:24 WIB
Ilustrasi virus corona di Turki. /PIXABAY

Jurnal Gaya - Senasib dengan negara bagian California yang otoritas pemerintahnya mengeluarkan perintah kepada warganya. Khususnya untuk di daerah dengan jumlah penderita Covid-19 yang melonjak tinggi, untuk tetap tinggal di rumah.

Turki pun bernasib sama. Pemerintahnya memerintahkan untuk melakukan lockdown di wilayah yang terkena efek pandemi dengan jumlah penderita Covid-19 yang tinggi.

Perintah lockdown tersebut keluar setelah angka kematian mencapai rekor tertinggi dibandingkan sebelumnya.

Rekor kematian harian mencapai 196 kematian per hari.

Baca Juga: Dewi Tanjung Ingatkan Kalau JK Cari Makan di Indonesia: di Usia Uzur Baiknya Anda Bertaubat

Kekhawatiran itu membuat Turki memasuki penguncian akhir pekan secara total pertama kalinya sejak Mei ketika kematian akibat virus corona lebih dari dua kali lipat dalam waktu kurang dari tiga minggu yang mencapai rekor tertinggi. Seeprti dikutip dari ANTARA, Minggu 6 Desember 2020. 

Jumlah kematian harian naik ke rekor tertinggi 196 pada hari Sabtu, menjadikan total sejak awal pandemi menjadi 14.705. Kematian resmi harian mencapai rata-rata 70 kasus pada akhir Oktober. Jumlah yang sangat mengkhawatirkan otoritas setempat.

Baca Juga: Korupsi Bansos Covid-19, Presiden Joko Widodo Sering Ingatkan Anak Buahnya

Pada hari Sabtu, Turki mencatat 31.896 kasus baru, termasuk yang warga positif COVID-19 tanpa gejala (asimtomatik), turun dari 32.736 kasus pada hari Jumat, jumlah harian tertinggi yang dilaporkan oleh Ankara sejak awal pandemi pada Maret.

Selama empat bulan, Turki hanya melaporkan kasus gejala harian, tetapi telah melaporkan semua kasus sejak 25 November. Data historis untuk semua kasus positif dan total kumulatif masih belum tersedia.

Televisi Turki menunjukkan sebagian besar alun-alun dan jalan-jalan kosong pada hari Sabtu di kota terbesar Istanbul, ibu kota Ankara dan kota terbesar ketiga Izmir, dengan hanya sedikit orang dan kendaraan yang keluar-masuk.

Baca Juga: Gelontorkan Voucher 12 Miliar di 12.12, ShopeePay Optimis Dorong Konsumsi Nasional

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu seperti dikutip oleh kantor berita milik negara Anadolu bahwa kebanyakan orang mematuhi aturan lockdown.

Turki sekarang menempati peringkat keempat secara global untuk jumlah kasus baru setiap hari, di belakang Amerika Serikat, India, dan Brazil - semua negara dengan populasi yang jauh lebih besar daripada Turki.

Turki terakhir kali memberlakukan penguncian akhir pekan penuh di kota-kota besar pada Mei. Turki mengumumkan jam malam akhir pekan nasional bulan lalu, tetapi langkah-langkah itu gagal menghentikan peningkatan kasus baru dan kematian.

Baca Juga: Gawat Darurat Covid-19, California Amerika Serikat Memerintahkan Warganya Tinggal di Rumah

Presiden Tayyip Erdogan mengumumkan lockdown akhir pekan penuh pada hari Senin, serta jam malam pada hari kerja. Dia mengatakan langkah-langkah melawan virus korona telah diambil dengan hati-hati untuk meminimalkan dampak terhadap ekonomi.

Karantina wilayah dan jam malam mengecualikan beberapa sektor, termasuk rantai pasokan dan produksi.

Ekonomi Turki mengalami kontraksi 9,9 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua karena pembatasan virus corona. Ekonomi Turki kembali pulih pada kuartal ketiga, tumbuh 6,7 persen setelah pembatasan dicabut.

Para ekonom memperkirakan langkah-langkah baru memiliki dampak yang lebih kecil pada pertumbuhan di kuartal terakhir daripada yang mereka lakukan di kuartal kedua.

Turki telah menandatangani kontrak untuk membeli 50 juta dosis vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech Ltd. Diharapkan untuk memulai vaksinasi bulan ini, dengan memprioritaskan petugas kesehatan.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler