KETUA UMUM PBNU SAID AQIL SIRADJ: Saya Berani Mengatakan Bukan PKI Bahaya Laten Kita Tapi Radikalisme

30 Maret 2021, 17:51 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Haji Said Aqil Siradj. /PBNU

 

JURNAL GAYA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj berani menyebut radikalisme berujung terorisme lebih berbahaya ketimbang Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pernyataan tersebut sebagai respons darinya terkait aksi teror bom di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Mohon maaf, saya berani mengatakan bukan PKI bahaya laten kita, tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita sekarang ini," kata Kiai Said dalam sebuah seminar yang digelar secara virtual, Selasa, 30 Maret 2021.

KH Said Aqil mengungkapkan, kini ada lebih dari 6.000 terduga teroris di Indonesia yang belum tertangkap.

Baca Juga: Musim Kemarau di Jawa Tengah Mundur, BMKG: Musim Hujan Kali Ini Lebih Panjang dari Biasanya

Menurutnya, ribuan terduga teroris itu berafilitasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Konon masih ada 6 ribu teroris yang belum ketangkap. Saya yakin ini merupakan jaringan dari Filipina Selatan, kemudian Poso, kemudian ke mana-mana. Ini jaringan JAD," kata Kiai asal Cirebon ini.

Dikatakan, JAD lebih berbahaya ketimbang Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Baasyir.

"JAT Abu Bakar Baasyir itu yang disasar nonmuslim, gereja, nonmuslim yang harus dihabisin. Kalau JAD, kita semua halal darahnya," ungkapnya.

Baca Juga: PT Telkom dan PT Len Gandeng DKM Baitul Amanah Berikan Bantuan ke Anak Yatim

Sebelumnya terjadi aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar pada Minggu, 29 Maret 2021.

Polisi lantas menangkap sejumlah orang di beberapa daerah yang diduga terlibat aksi pengeboman tersebut.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan total sudah ada 13 orang yang diamankan.

Baca Juga: Sinopsis Putri Untuk Pangeran RCTI Selasa 30 Maret 2021, Arga Makin Dendam pada Pangeran

Rinciannya, di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) lima orang, Jakarta-Bekasi empat orang dan Sulawesi Selatan empat orang.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler