Krisis Iklim di Depan Mata dan Bencana di Mana-mana, Rekomendasi WALHI Menyelamatkan Pulau Jawa

28 Februari 2024, 06:15 WIB
Krisis Iklim di Depan Mata, Rekomendasi WALHI Menyelamatkan Pulau Jawa /JG/Fanny/

JURNAL GAYA - Menyikapi pertambahan jumlah bencana alam di Pulau Jawa sepanjang tahun 2023 hingga awal tahun 2024, WALHI Regional Jawa mengadakan konferensi pers bertema ‘Krisis Iklim di Depan Mata, Rekomendasi WALHI Menyelamatkan Pulau Jawa’.

Konferensi pers tersebut diselenggarakan pada Selasa (27/2) di SEINKIRI Coffee Kitchen Space Bandung.

Sebagai perwakilan, hadir secara langsung di lokasi konferensi pers antara lain Wahyudin sebagai Direktur ED WALHI Jabar; Fahmi Bastian selaku Direktur ED WALHI Jateng; Wahyu Eka Setiawan, Direktur ED WALHI Jatim; dan Dimas R. Perdana, Deputi Direktur ED WALHI Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Kisah VAIA Gabungkan Kenyamanan dan Keindahan Lewat Sepasang Sepatu di Shopee 3.3 Grand Fashion Sale

Sementara itu, Suci F. Tanjung selaku Direktur ED WALHI DKI Jakarta hadir secara daring melalui sambungan Zoom meeting.

Dalam konferensi pers disebutkan, berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang 2023, Pulau Jawa telah dilanda 1.800 kejadian bencana dengan intensitas tinggi, khususnya bencana hidrometeorologi.

Bencana tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor alam seperti sesar gempa, gunung api aktif, dan cuaca ekstrem, tetapi juga berkaitan erat dengan masalah tata ruang, alih fungsi lahan, proyek mega infrastruktur, dan ekonomi politik penguasaan ruang.

“Bencana yang terjadi di Pulau Jawa saat ini sudah menjadi bencana yang mengancam. Di Bandung contohnya, saat hujan ringan sekali pun bisa langsung terjadi banjir,” kata Wahyudin.

Baca Juga: Jadwal Acara RTV Hari Ini 28 Februari 2024, Tonton: Chibi Maruko Chan, Cloud Bread, DoReMi Dalimi, Ejen Ali

Sementara itu, Dimas menyampaikan bahwa dari waktu ke waktu dampak dari bencana yang terjadi di Pulau Jawa itu semakin parah.

“Penyebabnya adalah semakin banyaknya pembangunan resort dan semakin berkurangnya ruang hijau, yaitu ruang terbuka yang sanggup menampung dan menyerap air untuk kemudian mengarahkan air ke siklus alaminya di sungai,” kata Dimas.

Dimas menambahkan, “Pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini pun sering kali tidak diikuti dengan pertimbangan dan perhitungan daya tampung air serta daya dukung lahan”.

Berkaitan dengan itu, WALHI mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk menyelamatkan Pulau Jawa dari ancaman kepunahan ‘Java Collapse’ yang diakibatkan oleh bencana ekologis.

Disampaikan oleh Wahyu, rekomendasi tersebut antara lain meminta Pemerintah untuk bertindak serius dalam menyikapi persoalan bencana alam dengan membuat langkah dan kebijakan yang menjawab krisis secara tepat.

Kedua, menyerukan Pemerintah agar tidak membuat kebijakan-kebijakan tata ruang yang berpotensi hanya menguntungkan sebagian orang dengan mereview setiap kebijakan yang bertentangan dengan upaya penyelamatan dan pemulihan Pulau Jawa.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini dan Besok 27-28 Februari 2024: SERING MUJUR! Anda Banjir Keberuntungan Finansial

Terakhir, WALHI mengajak semua lapisan masyarakat untuk bergerak bersama menyuarakan penyelamatan Pulau Jawa.

“Karena kalau bukan penduduk Pulau Jawa yang turun tangan, maka siapa lagi,” kata Wahyu sebelum mengakhiri konferensi pers tersebut.***

Editor: Juniar Rodianur

Tags

Terkini

Terpopuler