Sebut Presiden Prancis Tak Beradab! Mahathir Ungkap Aksi Pembantaian Jutaan Orang

29 Oktober 2020, 21:42 WIB
Emmanuel Macron, Presiden Prancis. /Instagram

JURNALGAYA - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad secata terang-terangan menyatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai orang yang tidak beradab.

Pria berusia 95 tahun ini menilai Macron sebagai sosok yang sangat primitif ketika menyalahkan satu agama sebagai penyebab sebuah kejadian.

Pernyataan ini disampaikan Mahathir melalui akun twitter resmi miliknya, @chedetofficial, Kamis 29 Oktober 2020.

"Macron tidak menunjukkan bahwa dia beradab. Dia sangat primitif dalam menyalahkan agama Islam dan Muslim atas pembunuhan guru sekolah yang menghina itu. Itu tidak sesuai dengan ajaran Islam," cuit Mahathir.

Padahal lanjutnya, jika dilihat dari sisi sejarah, Prancis, negara yang kini dipimpin Macron itu adalah negara yang telah melakukan pembantaian besar-besaran. Negara ini telah membunuh jutaan orang, termasuk di dalamnya orang yang beragama muslim.

Mahathir Mohamad.

Mahathir pun menyebut umat muslim tentu berhak marah atas pembantaian yang dilakukan Prancis di masa lalu terhadap jutaan orang yang mana di dalamnya ada umat muslim.

"Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu," kata Mahathir.

Hanya saja, hal itu tidak dilakukan umat muslim baik yang berada di Prancis maupun yang ada di seluruh negara yang ada di dunia. Sebab kata dia, pada dasarnya dalam hukum dan adat muslim, tak ada yang namanya mata ganti mata.

Baca Juga: Gara-gara Ikuti Google Maps, Mobil Wisatawan Asal Jakarta Terperosok di Lembang

Oleh sebab itu, orang Prancis pun kata dia tak boleh langsung memutuskan semua umat muslim salah atas kejadian itu. Sebaliknya, Macron harus bisa mengajari rakyatnya untuk lebih menghargai perasaan orang lain.

"Tapi pada umumnya kaum Muslim belum menerapkan hukum 'mata ganti mata'. Muslim tidak. Orang Prancis tidak boleh. Sebaliknya, orang Prancis harus mengajari rakyatnya untuk menghargai perasaan orang lain," katanya.

Baca Juga: Megawati Minta Presiden Tak Manjakan Milenial, Nama Gibran dan Bobby Ikut Terseret

Dalam kesempatan itu, Mahathir juga mengingatkan soal boikot yang bisa dilakukan umat muslim di seluruh negara yang ada di dunia terhadap Prancis. Alih-alih membantai, umat muslim bisa menghukum negara ini dengan cara lain.

"Muslim berhak menghukum Prancis. Boikot tidak dapat mengompensasi kesalahan yang dilakukan oleh Prancis selama ini," kata dia.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler