Baca Juga: Sinopsis Furious 7 di GTV Malam Ini: Kisah Balas Dendam Shaw
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, mengatakan guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava tahun 1954 yang berada di dinding kawah utara. Material jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," katanya. Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari ANTARA, Senin, 23 November 2020.
Ia menjelaskan guguran tebing lava lama terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada Minggu (22/11), pukul 06.50 WIB. Guguran ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, mengatakan guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava tahun 1954 yang berada di dinding kawah utara. Material jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi," katanya. Seperti yang dikutip Jurnal Gaya dari ANTARA, Senin, 23 November 2020.
Ia menjelaskan guguran tebing lava lama terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada Minggu (22/11), pukul 06.50 WIB. Guguran ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik.
Baca Juga: Dari Lingkungan yang Sama, Rocky Gerung Sebut Pangdam Jaya dan Habib Rizieq Kirim Sinyal ke Istana
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," kata Hanik menambahkan.
Gunung Merapi masih menjadi perhatian warga di kedua provinsi yakni Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pemerintah keduanya juga bersiap siaga dan menyediakan pengungsian.
Setelah statusnya ditetapkan menjadi Siaga sejak 5 November 2020, hingga saat ini aktivitas kegempaan di Gunung Merapi tercatat masih cukup tinggi.
Hanik menjelaskan kegempaan dangkal yang dominan terjadi pada aktivitas Gunung Merapi mengakibatkan ketidakstabilan material lama yang ada di puncak. Sehingga rawan sekali berguguran jatuh ke dalam kawah lava.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat," kata Hanik menambahkan.
Gunung Merapi masih menjadi perhatian warga di kedua provinsi yakni Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pemerintah keduanya juga bersiap siaga dan menyediakan pengungsian.
Setelah statusnya ditetapkan menjadi Siaga sejak 5 November 2020, hingga saat ini aktivitas kegempaan di Gunung Merapi tercatat masih cukup tinggi.
Hanik menjelaskan kegempaan dangkal yang dominan terjadi pada aktivitas Gunung Merapi mengakibatkan ketidakstabilan material lama yang ada di puncak. Sehingga rawan sekali berguguran jatuh ke dalam kawah lava.
Baca Juga: Yuk, Belajar Kewirausahaan Bersama Anak-anak Banten. Tidak Lanjut Kuliah Tetap Semangat
Pada periode pengamatan pada 22 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 50 gempa guguran, 81 kali gempa embusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.***
Pada periode pengamatan pada 22 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 50 gempa guguran, 81 kali gempa embusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.***