JURNALGAYA - Penetapan tersangka Menteri KKP Edhy Prabowo dalam kasus dugaan suap izin ekspor benih loster (benur) menyeret nama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Prabowo ramai dikabarkan tidak diperlukan lagi Istana hingga ancaman pendepakan pun mencuat. Lalu apa yang dilakukan Gerindra?
Partai Gerindra menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Baca Juga: SBY Komentari Sikap Trump pada Biden: Terima Kekalahan Itu Tidak Mudah, Saya Pernah Mengalaminya
Baca Juga: Pastikan Keamanan Akun Anda, Begini Cara Aktivasi Fitur Rekognisi Wajah dan Sidik Jari ShopeePay
Hal itu diutarakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyusul salah satu kadernya yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Pelayanan terhadap masyarakat dan pembangunan bisa tetap berjalan sesuai rencana," kata Muzani, Jumat 27 November 2020.
Dikutip dari RRI, Muzani mengungkapkan, surat pengunduran diri Edhy Prabowo dari posisi wakil ketua umum Gerindra sedang diproses, dan telah diteruskan kepada Prabowo Subianto selaku ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Baca Juga: Subhanallah... Jasad Kiai Baidowi di Sampang Masih Utuh Meski Sudah 3 Tahun Dikubur