Prabowo Sulit Putuskan Kasus Korupsi Menteri KKP, Jokowi dan Megawati Jadi Alasan

- 1 Desember 2020, 05:25 WIB
Potret Edhy Prabowo (kiri) bersama dengan Istrinya (kanan) serta Prabowo Subianto (tengah)
Potret Edhy Prabowo (kiri) bersama dengan Istrinya (kanan) serta Prabowo Subianto (tengah) /Foto: Instagram @iisedhyprabowo

Begitu Prabowo masuk kabinet, elektabilitas Gerindra perlahan turun. Dengan kasus korupsi ini, elektabilitas tentunya akan kembali turun.

Baca Juga: Berebut Kursi Menteri KKP, Rocky Gerung Sebut Fadli Zon Dilarang Gantikan Edhy Prabowo

"Jika politik diasuransikan pada transaksi, sukar dipertahankan. Karena waktu menggerogoti. Watak Prabowo tidak bisa dipegang (bisa berkembang). Dalam perang, waktu sangat diperhitungkan. Menunda waktu sama dengan mengundang musuh untuk menyusun kekuatan," ucap dia.

Saat ini, sambung Rocky, baik Prabowo, Jokowi, ataupun Megawati tengah saling berkirim sinyal. Konsolidasi (Edhy) tidak cukup dengan keputusan Prabowo. Ada kaitannya dengan Bu Mega karena ada Pilpres 2024," tutur dia.

Pemilihan Presiden 2024 masih cukup lama. Namun partai sudah mengambil ancang-ancang, termasuk PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnopuutri.

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengungkapkan strategi Megawati dalam Pemilihan Presiden 2024 di akun YouTube nya, Kamis 26 November 2020.

Baca Juga: Hentikan Ekspor Benur, Luhut Panggil Pejabat KKP: Kita Evaluasi!

"Ada skenario megawati tidak akan mengajukan Ganjar Pranowo, tapi memasangkan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto," ungkap Refly.

Ia menjelaskan, dalam penentuan calon presiden, ada dua variabel yakni tetap dan dinamis. Untuk variabel tetap, partai yang paling ongkang-ongkang kaki saat ini adalah PDIP.

Sebab PDIP satu-satunya partai yang mencapai suara 20 persen dalam Pemilu 2019.

Halaman:

Editor: Firmansyah

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x