JURNAL GAYA - Guna mendukung informasi mitigasi bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisila (BMKG) memastikan alat monitor gempa bumi dan tsunami di beberapa daerah terjaga dan menghasilkan data yang akurat.
Baca Juga: Gempa Goyang Bengkulu dan Banda Aceh
"Alhamdulillah, meskipun batas waktu penggunaannnya rata-rata hanya 10 tahun, sensor-sensor tersebut masih beroperasi dengan baik hingga saat ini dan selalu dikalibrasi secara rutin," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jurnal Gaya, Sabtu 5 Desember 2020.
Baca Juga: Gunung Merapi Tercatat 33 Kali Gempa Guguran dan 3 Kali Gempa Tektonik
Pihaknya pun mengaku beberapa fasilitas monitoring gempa dan tsunami di beberapa daerah sudah dicek, seperti di Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Jatim, Jabar, serta wilayah-wilayah di Sumatera dan lainnya.
"Pengecekan alat seiring dengan kegiatan kalibrasi terhadap sensor-sensor seismograf, akselerometer, serta intensitymeter yang telah terpasang dan beroperasi sejak 2009," beber Rita.
Rangkaian perangkat itu berfungsi untuk merekam sinyal gempa bumi dalam sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS).
Baca Juga: Puaskan Rasa Ngidam dari Kota-Kota Asia Favorit
Untuk pengamatan yang semakin luas dan akurat, lanjut dia, sebanyak 39 titik di berbagai lokasi di Indonesia segera memiliki alat seismograf.