Vaksin Covid-19 di Jawa Barat Akan Dibagikan Sesuai Prioritas Zonasi Penderita Paling Parah

- 8 Desember 2020, 16:26 WIB
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech asal China.
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech asal China. /Instagram.com/@sinovaccoronavac

 

Jurnal Gaya - Seperti telah diberitakan sebelumnya dalam Jurnal Gaya, vaksin Covid-19 yang telah datang ke Indonesia sedang proses penerbitan izin edar yang akan dikeluarkan BPOM dan sertifikat halal bekerja sama dengan MUI.

Vaksin sebanyak 1,2 juta dosis vaksin sudah tiba di penyimpanan milik Bio Farma yang merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang vaksin.

Vaksin buatan perusahaan Sinovac dari Cina ini harus disimpan dalam ruangan terkontrol dengan suhu 2-8 derajat celcius.

Baca Juga: Gawat! 400 Orang Lebih di Andhra Pradesh India Terkena Sakit Misterius.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan segera memetakan wilayah sebaran vaksin berdasarkan skala prioritas kebutuhan khususnya yang memiliki zona merah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan pemprov Jabar masih terus memetakan daerah dan warga yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Sekda Jabar di Kota Bandung, Senin 7 Desember 2020, mengatakan daftar prioritas dibuat karena jumlah vaksin siap pakai yang didatangkan di tahap pertama ini jumlahnya terbatas.

Baca Juga: Tiara Andini Penyanyi Jebolan Indonesia Idol yang Berhasil Meraih Penghargaan di MAMA 2020

"Kami paham betul harus ada prioritas (penerima vaksin), jadi prioritasnya untuk zona merah (daerah risiko tinggi), kemudian zona merah tersebut, kita pilah lagi, yang paling visible (membutuhkan) berapa. Misalnya di Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) 2,6 juta yang kita prioritaskan, kemudian zona merah Bandung Raya," ujar Setiawan usai menghadiri acara di Pullman Bandung Grand Central, Kota Bandung. Seperti dikutip dari ANTARA.

Merujuk data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jabar saat menggelar simulasi sistem pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Oktober lalu, sasaran vaksinasi di Jabar adalah 36 juta warga rentang usia 18-59 tahun dari total penduduk hampir 50 juta jiwa.

Vaksin akan fokus diberikan kepada zona merah di lima daerah Bodebek (Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, serta Kota dan Kabupaten Bekasi) sebagai daerah penyumbang 70 persen kasus COVID-19 di Jabar.

Baca Juga: Ternyata Vaksin Covid-19 Asal China Tak Bisa Langsung Disuntikkan ke Masyarakat, Ini Sebabnya

Berikutnya, Bandung Raya (Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi) yang juga banyak terdapat kasus penularan COVID-19.

Meski begitu, kata Setiawan, pihaknya akan terus menghitung serta memetakan prioritas penerima vaksin COVID-19 tahap pertama yang dibeli oleh pemerintah pusat.

Selain itu, dari simulasi pemberian vaksin yang digelar oleh Pemprov Jabar, vaksinasi secara massal membutuhkan ruangan besar, seperti di gelanggang olahraga (GOR).

"Puskesmas kapasitas tempatnya terbatas. Dari hasil simulasi, diketahui setiap individu yang divaksin memerlukan waktu sekitar 30 menit. Selama waktu tunggu tersebut, ketika hadir masyarakat lain yang ingin divaksin lagi, maka akan terjadi penumpukan," tambahnya.

Baca Juga: Cianjur Gencar Penyemprotan Setelah 705 Orang Positif Covid -19

Usulan penggunaan gedung besar dalam proses pemberian vaksin telah disampaikan oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam agenda peninjauan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis, 19 November 2020.

Usulan menggunakan gedung besar untuk vaksinasi kembali disampaikan melalui Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, usai pertemuan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat, 4 Desember 2020.

Ridwan Kamil juga ikut memantau simulasi sistem pemberian vaksin COVID-19 yang digelar Pemda Provinsi Jabar di Puskesmas Poned Tapos, Kota Depok, Kamis, 22 Oktober 2020.

Simulasi pertama tersebut merupakan respons cepat terhadap pembelian vaksin oleh pemerintah pusat. Saat itu, Kang Emil mengikuti semua rangkaian simulasi, mulai dari skrining, cuci tangan, pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, proses penyuntikan, sampai menunggu 30 menit untuk melihat reaksi vaksin.

Dari simulasi tersebut, Pemprov Jabar juga fokus meningkatkan kesiapan storage vaksin (kulkas/alat pendingin) serta tenaga kesehatan maupun penyuntik vaksin.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah