Mereka memakai uangnya untuk berbelanja barang-barang mewah persis ketika kebanyakan dari kita mati-matian bertahan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok.
Saat banyak orang kelimpungan mencari ruangan perawatan karena kamar-kamar rumah sakit sudah sesak dengan pasien covid-19, wali kota Cmahi malah memperjual belikan izin pembangunan rumah sakit.
Dan yang lebih gila lagi, para pejabat Kementerian Sosial berikut dengan menterinya sekaligus malah menodong para vendor dengan uang cash back, mereka meminta Rp 10.000 dari setiap paket bantuan sosial dari paket senilai Rp 300 ribu untuk meringankan beban hidup rakyat.
Baca Juga: Situs Quick Count Pilkada Serentak 2020 KPU Tak Bisa Diakses, Ini 3 Link Alternatif Lainnya
Tega-teganya dipotong untuk dinikmati sendiri, dan itu dilakukan oleh mereka yang disumpah untuk membantu rakyat bisa bernafas lebih mudah di tengah himpitan hidup.
Inilah arti kebejatan yang sesungguhnya. Ampun ya Allah!
Sejak awal dana triliunan rupiah yang digelontorkan dalam betuk bantuan sosial memang rentan diselewengkan. Sudah banyak yang memprediksi potensi ini.
Mungkin memang kita tidak kaget, tapi bukan berarti kita harus maklum, bukan berarti kita tidak boleh marah.
Kasus-kasus krupsi di tengah pandemi membuktikan, kompas moral para politikus dan pejabat kita memang sedang berada di titik terendah.