Sejak tahun 2001 ia masuk menjadi PNS, ia berada persis di bawah Risma. Risma kerap membimbing Eri.
"Dari tahun 2001-2005 saya berada di bawah Bu Risma. Dari Jumat-Minggu ga pernah pulang. Beberapa kali pulang subuh. Jadi saat yang lain berangkat ke masjid, saya baru pulang," kata dia.
Hal-hal yang diajarkan Risma kepadanya ini sangat nempel. Selama menjabat di Pemkot Surabaya, ia tidak betah duduk di belakang meja. Itulah mengapa ia selalu turun ke masyarakat.
Baca Juga: Cak Nun Sebut Pejabat Indonesia Lebih Jahat dari Sengkuni, Ini Alasannya
Sedangkan ibu lainnya adalah umi, ibu kandungnya.
Eri menceritan, dulu, rekom dari partai baru keluar di akhir-akhir. Lalu saat dia meminta izin kepada orangtua, pesan dari ibunya membuat dirinya yakin bisa unggul.
"Saya PNS, pensiun saya 18 tahun lagi. Saat akan maju Pilkada, saya mundur dari PNS, alhamdulillah ga dapat pensiun," ucap Eri.
"Lalu umi berkata, jalan saja. Kamu lepas jabatan, umi lebih senang. Kalau umi meninggal, ingin makam umi terang dengan amal jariah anaknya. Mendengar itu saya yakin bisa menang," kata Eri.***