JURNALGAYA - Direktur Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf mengatakan Front Pembela Islam (FPI) dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) kini menjadi dua organisasi yang paling ditakuti oleh rezim penguasa.
“FPI dan KAMI yang kini ditakuti penguasa. FPI punya basis massa umat Islam. KAMI punya intelektual nasionalis. Klop, bersatu membawa gerakan ke tengah, tidak kiri atau kanan. Mereka nyebutnya PMP #PorosMentengPetamburan,” kata Gde Siriana di akun Twitternya, Jumat 11 Desember 2020.
Baca Juga: Semula Bidik Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung Ungkap Alasan Istana Beralih Incar Habib Rizieq
Menurut Gde Siriana, berbagai cara dilakukan rezim sekarang ini untuk menghentikan gerakan dari FPI dan KAMI. Salah satunya kriminalisasi terhadap tokoh-tokoh yang terlibat di organisasi itu.
FPI & KAMI yg kini dtakuti pnguasa. FPI pny basis massa umat Islam. KAMI pny intelektual nasionalis. Klop, brsatu mbawa gerakn ke tengah, tdk kiri atau kanan. Mrk nyebutnya PMP #PorosMentengPetamburan. Bgm cara pnjarakan org2nya. Alasan makar gk kuat. Masuknya dr UU ITE & Prokes.— Siriana (@SirianaGde) December 11, 2020
Seperti kasus dugaan pelanggaran UU ITE yang menimpa dua deklarator KAMI Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan. Terbaru kasus pelanggaran protokol kesehatan yang menjerat imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
“Bagaimana cara penjarakan orang-orangnya. Alasan makar gak kuat. Masuknya dari UU ITE dan Protokol Kesehatan,” ungkap Gde Siriana.
Baca Juga: Ada yang Raihan Suaranya Menyedihkan, Tak Semua Seleb Bernasib Baik di Pilkada Serentak 2020
Diketahui FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah habaib, ulama, mubaligh dan aktivis muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek.