Habib Luthfi Ungkap Alasan Gurunya Selalu Berpakaian Rapi Ketika Hendak Makan

- 28 Desember 2020, 10:03 WIB
Habib Luthfi Bin Yahya.
Habib Luthfi Bin Yahya. /Facebook.com/Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

 


JURNAL GAYA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Habib Luthfi bin Yahya mengisahkan suatu hari gurunya terlihat berpakaian rapi ketika hendak makan.

Ia pun merasa penasaran dan bertanya kepada gurunya tentang bagaimana adab atau tata krama orang ketika mau makan.

Gurunya menjawab bahwa di antara tata krama orang ketika makan adalah berpakaian rapi. Hal ini adalah untuk menghormati yang memberi rezeki.

"Kalau sudah menghormati kepada yang memberi rezeki yang muncul syukur, yang muncul akhlak, yang muncul adab. Mau menyalahkan, ndak bisa," kata Habib Luthfi, seperti dilansir nu.or.id, Senin 28 Desember 2020.

Baca Juga: TERUNGKAP, V BTS Ternyata Ingin Punya Banyak Anak, Ini Dia Tipe Gadis Idealnya

Gurunya lalu menjelaskan bahwa satu butir nasi yang dimakan itu merupakan rezeki sangat luar biasa dari yang Kuasa.

Manusia tidak bisa menciptakan satu butir nasi ataupun setengahnya. Hadirnya satu butir nasi di depan kita pun tidak datang begitu saja. Banyak andil orang lain dalam proses hadirnya sebutir nasi, sehingga bisa dimakan.

Sebagai wujud syukur ini, doa mau makan pun mengandung makna yang luar biasa karena di dalamnya tidak hanya mendoakan diri sendiri, namun mendoakan orang banyak dengan dhomir atau kata ganti ‘kita’, bukan ‘saya’. Dan doa ini pun bukan hanya skala kehidupan dunia saja namun memiliki dimensi doa sampai hari akhirat.

Baca Juga: Jimin BTS Bongkar Siapa Member BTS yang Punya Pikiran Paling 19+, Siapa Dia?

"Menggunakan harful jamak, tidak menggunakan mufrad. Artinya ‘kami’ atau ‘kita’, tidak menggunakan kalimah ‘saya’. Allahumma barik lana. ‘Ya Allah berkahilah kami atau kita semuanya’. Yang nyangkul, yang matun (merawat) dan sebagainya," jelasnya.

Dari kisah ini, Rais ‘Aam Idarah Aliyah Jami’yah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) ini pun mengajak bangsa Indonesia untuk meningkatkan rasa syukur sekaligus meningkatkan nasionalisme atas karunia Allah SWT berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hadirnya NKRI dan berkibarnya bendera merah putih tidak datang begitu saja. Hal itu merupakan karunia Allah dan berkat andil perjuangan para pejuang.

Baca Juga: Tahun ini, Penambahan 39 Stasiun Seismik Tunjang Kecepatan dan Akurasi Data Informasi Gempa Bumi

Sehingga ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk belajar dari perjuangan para pendiri bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan ini.

"Setiap anak yang taat pada orang tua, pasti tahu jerih payahnya bagaimana melihat orang tua mencari sesuap nasi dan berharap anaknya akan bisa lebih dari dia," jelasnya pada Silaturahmi Nasional Lintas Agama di Jakarta bertajuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebinekaan.

Ia mengajak, jangan sampai setiap elemen bangsa di Indonesia terlena dan lupa dengan kondisi kenikmatan berbangsa dan bernegara yang merupakan andil banyak pejuang dengan pengorbanan jiwa dan raga.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah