Menurut Mirzam seharusnya jika lava yang keluar bersuhu tinggi, maka lavanya akan encer. Namun jika tidak encer maka bisa menahan magma yang belum keluar. Lava sendiri umumnya akan mulai mengalir ketika memiliki suhu >700C.
Mirzam menjelaskan, perbedaan warna, mencerminkan perbedaan suhu lava. Lava berwarna putih suhu >1150C, lava kuning keemasan suhu >1100C, lava oranye suhu 900-1000C, lava berwarna merah buah ceri suhu >700-800C, lava warna merah tanah suhu >550-625C, dan lava merah redup suhu >475C, lava pijaran pizza bersuhu >260-315C.
Baca Juga: 5 Tips Jalani Bahagia di Tahun Baru, Sukses Tanpa Drama!
Dengan mempelajari warna dari guguran lava tersebut, kata dia, dapat menjadi referensi bagi masyarakat setempat untuk melakukan mitigas mandiri (self mitigation). Hal tersebut penting karena dengan begitu, masyarakat yang tinggal di sekitaran Gunung Merapi akan lebih peduli pada pola aktivitas gunung tersebut dan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Berdasarkan prediksi yang sudah dibuat, kata dia, jika terjadi Gunung Merapi meletus, volumenya tidak akan sebesar 2010. Namun lagi-lagi, prediksi itu berdasarkan data yang sudah ada, semakin banyak data maka akan semakin akurat.
Baca Juga: Baru-Baru Ini Beomgyu TXT Ungkapkan Dia Merasa Sedih Saat Mengunjungi Kota Asalnya di Daegu, Kenapa?
ITB sendiri, kata dia, tengah melakukan pengumpulan data-data gunung api sehingga pemodelan berbasis data akurasinya akan semakin tinggi. Ia menambahkan, peran ITB sendiri dalam pengamatan gunung api sangatlah berperan aktif.
Menurutnya, ITB tidak hanya memiliki bank data tersendiri melalui riset mandiri yang ada, akan tetapi juga tetap bekerja sama dengan instansi terkait baik dalam dan luar negeri.