Meskipun Keras Kepala, Trump Akhirnya Mengakui Biden sebagai Presiden Terpilih

- 8 Januari 2021, 18:47 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.*
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.* /Instagram/@realdonaldtrump

 

JURNAL GAYA - Rabu kelabu dan kecaman dari berbagai mantan Presiden Amerika Serikat seperti Barack Obama, Bill Clinton, dan George W. Bush, meluluhkan Trump untuk mengakui kemenangan Joe Biden.

Kemenangan Biden sendiri sudah disahkan Kongres Amerika Serikat meskipun tersendat aksi kerusuhan yang memakan korban jiwa empat orang waga Amerika Serikat.  

Trump akhirnya dalam video yang pernyataannya akan mengawal peralihan kekuasaan secara damai kepada Joe Biden.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Jokowi Lirik GeNose Alat Deteksi Covid 19 Karya Anak Bangsa!

Gentar menghadapi ancaman pemakzulan untuk kedua kalinya yang semakin meningkat, Presiden Donald Trump akhirnya mengakui, pada Kamis, 7 Januari 2021, bahwa Joe Biden akan menjadi Presiden Amerika Serikat selanjutnya.

Pengakuan itu dilakukan sehari setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol AS dalam serangan yang mengejutkan terhadap demokrasi AS saat Kongres sedang mengesahkan kemenangan Biden.

Kerusuhan ini dikutuk berbagai tokoh dunia dan mantan presiden Amerika Serikat, bahkan Presiden Mejelis Umum PBB ikut mengutuknya sebagai bagian dari pencederaan terhadap demokrasi di rumah demokrasi.

Baca Juga: SAH! MUI Nyatakan Vaksin Sinovac Halal dan Suci

Presiden Trump sendiri akhirnya mengecam kericuhan yang pecah pada Rabu, yang awalnya dipicu ajakan dari dirinya kepada para pendukungnya. Trump bahkan mengatakan bahwa para perusuh telah mencemarkan kursi demokrasi Amerika.

"Melayani sebagai Presiden anda telah menjadi kehormatan terbesar dalam hidup saya," kata Trump yang merupakan presiden dari partai Republik. "Dan untuk seluruh pendukung saya yang hebat, saya tahu anda kecewa, namun saya juga ingin anda tahu bahwa perjalanan hebat kita baru saja dimulai."

Pernyataan itu merupakan pembalikan tajam bagi Trump, yang menghadapi seruan-seruan untuk pengunduran atau pengusiran dirinya dari kursi kepresidenan usai penyerangan yang terjadi pada Rabu. Selama berbulan-bulan Trump bersikeras dirinya telah menang dalam pemilihan 3 November lalu akibat terjadinya kecurangan yang luas, meski tak ada bukti atas pernyataannya itu.

Baca Juga: Polemik Calon Kapolri, Mahfud MD : Saya Sudah Serahkan Nama-nama Calon Kapolri Semua Bintang 3

Orasi Trump yang mendesak kepada ribuan pendukungnya di hari Rabu, untuk berjalan ke Gedung Capitol untuk memprotes hasil pemilihan memicu kumpulan massa yang menerabas barisan petugas kepolisian dan menginvasi Capitol.

Upaya masuk para pendukung Trump memaksa para anggota Kongres untuk bersembunyi demi keselamatan masing-masing.

Para perwakilan dari partai Demkorat di Kongres, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi dan pimpinan partai Demokrat di Senat Chuck Schumer, menyerukan kepada kabinet Trump dan Wapres Mike Pence untuk menggunakan Konstitusi AS untuk mencopot Trump atas "hasutan pemberontakan".

Baca Juga: Irfan Hakim Dinyatakan Sembuh dari COVID 19, Belum Berani Bertemu Istri dan Anak-anaknya

Amandemen ke-25 dalam Konstitusi AS memperbolehkan jumlah mayoritas dari Kabinet untuk mencopot seorang presiden dari kekuasaan apabila dia tidak dapat melaksanakan tugasnya.

Mike Pence sendiri menolak untuk menggunakan amendemen tersebut untuk mengusir Trump dari Gedung Putih.

Apabila Pence gagal untuk mengambil langkah, Pelosi memberikan sinyal bahwa dia akan mengumpulkan kembali anggota DPR untuk menginisiasikan proses pemakzulan terhadap Trump atas perannya dalam kericuhan pada Rabu, yang mengakibatkan kematian lima orang, termasuk seorang petugas kepolisian Capitol, yang kematiannya dikonfirmasi oleh anggota DPR Dean Phillips melalui Twitter.

Segelintir wakil rakyat dari partai Republik juga menyerukan pencopotan Trump. Laman editorial Wall Street Journal, yang dianggap sebagai suara terdepan dari pihak Republik, menyerukan pengunduran diri Trump pada Kamis malam.

Sejumlah anggota pemerintahan Trump, termasuk Menteri Transportasi Elaine Chao, yang juga merupakan istri Pimpinan Mayoritas Senat Mitch McConnell, mengundurkan diri sebagai sikap simbolis terhadap kekerasan itu.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x