Strategi Industri Fesyen di Kota Bandung Menghadapi Pandemi dan Kelesuan Usaha

- 23 Januari 2021, 18:57 WIB
Pedagang produk fesyen dan batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sisi barat.
Pedagang produk fesyen dan batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sisi barat. / ANTARA/Eka AR/

Beberapa perubahan dilakukan seperti pegawai di toko Motzint dialihkan untuk menjaga pembelian secara daring dan saat ini ada 15 orang yang bertugas di bagian ini. Mereka pun bertugas menjaga sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk di bagian produksi, ia menambah pegawai di antaranya 40 penjahit baju, celana hingga jaket.

"Alhamdulillah dari menjelang akhir tahun kemarin, penjualan konsisten di angka 10 ribu barang terjual,” kata Gilang semringah.

Baca Juga: Cha Eun Woo, Moon Ga Young, Hwang In Yeob Tunjukan Persabahatan Gemas dalam BTS True Beauty

Gilang berpendapat kunci beradaptasi adalah menguasai ekosistem daring yang memiliki pasar lebih luas.

"Ya saya optimistis lah industri kreatif, industri fesyen tetap bisa berkembang dan pemerintah sedang mendorong pelaku UMKM berkembang dengan berbagai program termasuk bantuan modal," kata dia.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan banyak masyarakat berinovasi melakukan kegiatan ekonomi dan secara langsung hal tersebut membuka peluang kerja.

“Banyak kegiatan ekonomi yang terbentuk. Rekrutmen tenaga kerja bisa tetap dilakukan karena ternyata usaha mereka bagus, order ada terus,” ujar Yana.

Menurut Yana pada dasarnya Pemkot Bandung memberikan apresiasi dan memberikan semangat bagi masyarakat yang tetap optimistis dan terus berinovasi di tengah pandemi.***

Halaman:

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah