“Lah yang nanya ini siapa. Indonesia tak pernah tanya sama saya kok. Kalo yang nanya Indonesia bisa saya jawab, tapi kalo anda, kamu, anak-anakkku yang nanya, lha emang jawaban ku akan berakibat apa? Kan juga tidak didengarkan siapapun juga,” jawabnya.
Ia menilai bahwa tak penting masalah dirinya setuju atau tidak setuju.
Cak Nun mengatakan bahwa jika rakyat Indonesia mau Jokowi dan disepakati maka tak masalah.
“Jadi tidak penting saya setuju tidak setuju Jokowi 5 periode, 3 periode. seumur hidup. Yang penting Jokowi dan rakyat Indonesia. Saya kan bukan bagian signifikan di situ,” terangnya.
Baca Juga: Gempa Guncang Sumatera Utara dan Halmahera Sore Ini
“Apakah pengangkatan presiden seumur hidup tidak melanggar UUD 45 atau konstitusi nasional kita?” pertanyaan kembali terlontarkan untuk Cak Nun.
Cak Nun berpendapat bahwa UUD 45 bukan Al-Quran ciptaan Allah SWT, konstitusi juga bukan syariat Islam yang berasal dari Allah dan Rasulullah.
Oleh karena itu Cak Nun merasa bahwa tak masalah jika UUD 45 diubah.
“UUD 45, konstitusi dan peraturan apapun bikinan manusia. Jadi manusia berhak, boleh dan kapan saja mengubahnya, Menambah, mengurangi, menggeser, mencabut, atau bikin baru boleh-boleh saja,”
Cak Nun melontarkan sindirannya yang mengatakan bahwa di Indonesia, manusia lebih berkuasa daripada Tuhan.