BMKG Bantah Penyebak Terbakar dan Meledaknya Kilang Minyak Balongan Indramayu Berasal Dari Sambaran Petir

- 30 Maret 2021, 06:31 WIB
Ilustrasi petir
Ilustrasi petir /Free-Photos/Pixabay

 

JURNAL GAYA – Adanya spekulasi penyebab terbakarnya dan meledaknya Kilang Minyak PT Pertamina RU VI Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat berasal dari sambaran petir. Dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengemukakan peristiwa Senin dini hari 29 Maret 2021 tersebut tidak dipengaruhi sambaran petir.

"Berdasarkan alat monitoring 'lightining detector' yang berlokasi di BMKG Jakarta dan BMKG Bandung dari pukul 00.00 hingga pukul 02.00 WIB, bahwa tidak terdeteksi adanya aktivitas sambaran petir di wilayah kilang minyak Balongan, Indramayu," ungkap Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulisnya Senin malam, 29 Maret 2021.

Baca Juga: BPBD Indramayu Data Rumah yang Rusak Akibat Meledaknya dan Terbakar Kilang Minyak Balongan

Diungkapkannya, kebakaran di kilang minyak Balongan milik Pertamina di Indramayu sekitar pukul 00.45 WIB, telah ditindaklanjuti BMKG dengan melakukan analisa terhadap kejadian sambaran petir di sekitar lokasi kejadian.

BMKG melaksanakan monitoring aktivitas sambaran petir di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan alat pendeteksi petir di 56 lokasi. "Monitoring dilakukan menggunakan alat 'lightning detector' dengan resolusi alat monitoring BMKG efektif pada radius 300 kilometer," paparnya.

Ditambahkan Rahmat, alat monitoring ini terpasang di 11 stasiun BMKG dan di Pulau Jawa untuk memantau aktivitas petir dari Banten hingga Jawa Timur.

Baca Juga: Artis Arie Untung Doakan Pekerja Kilang Minyak Balongan yang Meledak dan Terbakar Hebat

Berdasarkan hasil monitoring alat kelistrikan udara, kata Rahmat, bahwa pada saat kejadian kebakaran sekitar pukul 00.00- 02.00 WIB, menunjukkan kerapatan petir berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan sejauh kurang lebih 77 kilometer, yaitu di sekitar Subang dengan klasifikasi tingkat kerapatan petir sedang hingga tinggi.

Petir adalah kilatan listrik di udara yang disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik positif dan negatif. "Petir mempunyai tiga tipe, yaitu dari awan ke awan, di dalam awan dan dari awan ke bumi. Petir yang paling berbahaya bagi kehidupan di bumi adalah dari awan ke bumi," demikian Rahmat Triyono menjelaskan. ***

Editor: Yugi Prasetyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x