Network
"Ada sistem baru yang akan di-launching (diluncurkan, red.) dengan menggunakan HT. Nah besok itu (4 Oktober, red.) uji coba dan launching," katanya.
Dwikorita Karnawati memaparkan penggunaan HT dilakukan karena sistem yang sudah ada saat sekarang menggunakan aplikasi telepon pintar dan sirine.
Ia menjelaskan bahwa aplikasi telepon pintar memiliki kelemahan jika sinyal atau jaringan internet terputus saat gempa karena tsunami diawali dengan gempa megatrust.
Baca Juga: Ini 3 Lokasi Samsat Keliling dan Kios Samsat, Selasa, 28 September 2021 Wilayah Kota Sukabumi
"Kalau sinyal terputus, seperti di Palu, peringatan dini tidak bisa diterima karena sinyalnya terputus, listrik mati. Listrik mati mungkin sirine enggak berbunyi, nah kita harus punya alternatif lain yang tahan tanpa listrik, bisa tanpa sinyal HP (handphone), nah kami mencoba dengan HT," ujar Dwikorita Karnawati.
Sementara itu, Novita Wijayanti, anggota Komisi V DPR RI mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi berita-berita bohong atau hoaks terkait dengan informasi gempa berpotensi tsunami.
Menurutnya, masyarakat bisa menghubungi BMKG untuk mendapatkan informasi akurat tentang kejadian gempa.
"Jangan sampai masyarakat mendapat informasi dari WA group atau media sosial, tapi ternyata itu berita bohong," katanya. ***
