Kopi Wanoja, Merajut Asa lewat Biji Kopi Terbaik di Ketinggian Gunung Kamojang

- 13 November 2021, 17:39 WIB
Nenek Eti merintis Kopi Wanoja dari 2012, Merajut Asa lewat Biji Kopi Terbaik di Ketinggian Gunung Kamojang
Nenek Eti merintis Kopi Wanoja dari 2012, Merajut Asa lewat Biji Kopi Terbaik di Ketinggian Gunung Kamojang /Dini Yustiani/

Nenek Eti lebih jauh mengisahkan, ia mendirikan Kelompok Tani Kopi Wanoja bersama enam orang petani yang semuanya perempuan. Tepatnya bulan Juni 2013 para “Srikandi” asli Ibun itu menanam bibit kopi pertama di lereng hutan Kamojang.
Ia bertekad, petani perempuan di Kamojang harus naik kelas, berdaya dan memiliki kemandirian ekonomi. Tak heran, jika kelompok tani tersebut dinamakan“Wanoja” yang dalam bahasa Indonesia artinya gadis.

Ia pun berfilosofi, nama Wanoja diambil dari bahasa sunda yang memiliki makna gadis muda belia. Impiannya, meski usia para petani tak lagi muda, namun semangat dan daya juangnya tak pernah pudar termakan usia.

“Nenek Eti sejak tahun 2001 berstatus ibu tunggal karena suami meninggal saat anak bungsu masih SMP. Jadi muncul tekad, para petani kopi perempuan di Kamojang juga harus bangkit dan maju bersama. Usia boleh tua tapi semangat dan jiwa harus tetap muda seperti seorang wanoja,” tegasnya.

Bermula dari enam petani perempuan, Nenek Eti tak lelah merajut asa membesarkan Kopi Wanoja. Berkat kerja keras mereka, kini Kelompok Tani Wanoja pun mulai dikenal luas hingga saat ini ada 55 orang petani kopi yang tergabung secara konsisten.

Kini, Kelompok Tani Wanoja sudah mempekerjakan 25 orang karyawan yang setiap hari bekerja di pabrik pengolahan dan kebun kopi yang luasnya mencapai 87 hektar dengan kapasitas produksi 120 ton per tahun di 2020 dan 80 ton di 2021.

Dalam setiap panen, Kopi Wanoja bisa menghasilkan jenis Arabika dengan beragam varitas seperti Kartika, Sigararutang, Lini S dengan klasifikasi single origin.

“Hal yang tersulit membina kelompok tani ya berkaitan dengan komitmen. Ada beberapa petani yang sudah diedukasi soal petik biji merah, tapi tiba-tiba penantian kami kandas karena ke kebun banyak tengkulak datang dan memborong biji kopi dalam kondisi hijau dan belum layak panen,” beber Nenek Eti.

Jadi Juara 2 Specialty Coffee

Pensiunan BKKBN Kabupaten Bandung ini lebih lanjut bercerita, seiring berjalannya waktu pamor kopi Indonesia mulai menggeliat. Green bean alias biji kopi asal Kopi Wanoja pun mulai dilirik pasar.

Puncaknya saat Kopi Wanoja menyabet juara 2 dalam Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) Tahun 2015 dengan skor total 86,16. Setelah menjadi jawara, popularitas Kopi Wanoja pun kian menanjak hingga Nenek Eti kebanjiran pesanan dari berbagai daerah di Indonesia.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah