Network
Peneliti Pusat Sains dan Antariksa (Pussainsa) LAPAN Andi Pangerang menjelaskan, warna hijau pada komet terjadi karena inti komet yang memanas.
Kemudian, membentuk awan gas yang disebut dengan koma atau ekor komet. Koma mengandung kimia karbon-nitrogen (rantai) dan karbon-karbon (rantai tunggal atau ganda).
Selanjutnya, gelombang ultraviolet dari Matahari akan membuat elektron terlepas dari ikatan kimia tersebut. Peristiwa ini disebut juga eksitasi.
Eksitasi inilah yang kemudian memancarkan warna kehijauan pada komet ketika energi potensialnya menurun saat bergerak mendekati matahari.
Pergerakan komet ini sendiri dipengaruhi oleh energi mekanik yang besarannya selalu tetap.
Saat komet mulai bergerak, energi kinetik mulai bertambahnya kecepatan dan semakin dekat, energi kinetiknya besar.
Baca Juga: Hujan Bikin Lapar Terus, Ini Resep Soto Betawi Ala Devina Hermawan yang Rempahnya Hangatkan Tubuh
"Kinetik akan semakin berkurang dan potensi energi akan semakin meningkat. Inilah yang membuat komet menjadi lebih terang saat mendekati matahari dan meredup saat matahari terbit," ujar Andi.
Komet ini tidak berbahaya karena secara alami inti komet akan semakin menipis ketika melintas dekat Matahari.
