Mengenal 7 Pahlawan Revolusi, Para Jenderal yang Meregang Nyawa dalam Tragedi G30S PKI

- 2 September 2022, 13:56 WIB
SMengenal 7 Pahlawan Revolusi, Para Jenderal yang Meregang Nyawa dalam Tragedi G30S PKI
SMengenal 7 Pahlawan Revolusi, Para Jenderal yang Meregang Nyawa dalam Tragedi G30S PKI /Instagram/@kotarajatv/


JURNAL GAYA - Peristiwa pilu G30S PKI yang terjadi pada 30 September 1965, menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia.

Tragedi G30S PKI, menjadi catatan muram usai tujuh orang jenderal diculik, disiksa, dan dikubur hidup-hidup dalam sumur sempit hingga meninggal.

Kegetiran dari G30S PKI pun sulit terhapus dari memori keluarga, saat jasad ketujuh jenderal ditemukan dalam kondisi yang mengerikan. Mereka adalah para pejuang bangsa.

Karena kegigihannya membela bangsa dan negara, ketujuh orang ini dinobatkan sebagai Pahlawan Revolusi.

Baca Juga: SEGERA TAYANG! Ini Sinopsis Miracle In Cell No 7 Indonesia, Drama Penuh Haru Besutan Hanung Bramantyo

 

Lantas, siapa saja mereka? Yuk simak, inilah tujuh profil Pahlawan Revolusi yang dirangkum Jurnalgaya dari berbagai sumber:

1. Jenderal TNI Ahmad Yani

Cerita pahlawan revolusi pertama dari Jenderal TNI Ahmad Yani. Ia merupakan Panglima Angkatan Darat ke-6 di era Presiden Sukarno. Ahmad Yani lahir pada 19 Juni 1922.

Jenderal Ahmad Yani dibunuh di rumahnya di Jalan Latuharhary Nomor 6, Menteng, Jakarta Pusat pada 1 Oktober 1965.

Pangkat terakhirnya adalah Jenderal TNI Anumerta. Saat meninggal, ia meninggalkan beberapa orang anak di antaranya Amelia Achmad Yani.

2. Letnan Jenderal Anumerta Suprapto

Letnan Jenderal Anumerta Suprapto menjadi satu dari 7 pahlawan revolusi yang menjadi korban keganasan PKI. Pria yang lahir 20 Juni 1920 ini sempat berhasil meredam pemberontakan PKI di berbagai wilayah.

 Baca Juga: Sinopsis Sinetron Cinta Setelah Cinta, 2 September 2022, Arya Akui Perasaan ke Starla, Mama Mayang Mendukung!

3. Letnan Jenderal MT Haryono

Pahlawan revolusi lainnya adalah Letnan Jenderal MT Haryono. Sebelum tewas di tangan PKI, ia sempat berusaha kabur tetapi kelompok tersebut melepaskan beberapa tembakan ke tubuhnya.

Jenderal bintang tiga ini lahir di Surabaya, 20 Januari 1924. Ia memeroleh pendidikan di ELS kemudian diteruskan ke HBS.

Ia meninggalkan sejumlah anak, yakni Rianto Nurhadi, Bob Haryanto, Endah Marina, Haryanti Mirya, Adri Prambanto

4. Letnan Jenderal S Parman

Korban selanjutnya adalah Letnan Jenderal S Parman. Ia dijemput di rumahnya oleh pasukan berseragam Tjakrabirawa pada pukul 04.30 WIB.

Ia dimasukkan ke dalam truk dan kemudian ditembak mati sebelum dibuang ke Lubang Buaya.

Baca Juga: MERINDING! Sinopsis Mumun, Lanjutan Seri Legendaris Jadi Pocong karya H. Mandra: Terbaru dari Rizal Mantovani

5. Mayor Jenderal DI Panjaitan

Selanjutnya adalah Mayor Jenderal DI Panjaitan. Ia dijemput dan menyerahkan diri oleh gerombolan PKI setelah itu ditembak mati untuk dibuang bersama korban yang lain.

Ia lahir di Balige, 9 Juni 1925. Ia meninggalkan seorang istri, Marieke Pandjaitan br Tambunan dan beberapa orang anak.

6. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Korban lainnya adalah Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo. Ia diculik Tjakrabirawa kemudian dibawa ke markas PKI dan ditembak mati.

Baca Juga: 4 Judul Film yang Berlatar G30S PKI, Sejarah Kelam Indonesia di Penghujung September

7. Kapten Pierre Tendean

Kapten Pierre Tendean. Ia menjadi korban yang salah sasaran oleh PKI karena sasaran utama adalah Jenderal Besar TNI (Purn) Abdul Haris Nasution.

AH Nasution sendiri berhasil melarikan diri. Namun anak bungsunya, Ade Irma Suryani Nasution, tewas oleh tembakan Tjakrabirawa.***

Editor: Dini Budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x