عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ فلَيْسَ للَّهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalan dusta serta kebodohan maka Allah tidak membutuhkan ia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari)
Kedua, Menggunjing orang lain. Tindakan tersebut masuk juga pada perkara yang mengurangi dan merusak pahala puasa. Penjelasan ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadisnya.
خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ، والنّمِيمةُ، والكذِبُ، والنّظرُ بِالشّهوةِ، واليمِينُ الكاذِبةُ
Artinya: “Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu” (HR Ad-Dailami).
Baca Juga: Teks Ceramah Singkat Tentang Menjadikan Bulan Suci Ramadhan Sebagai Momentum Perkuat Persaudaraan
Ketiga, mengadu domba sesama manusia. Dalam sebuah hadis Nabi mengatakan bahwa yang menyebabkan rusak pahala puasa ialah mengadu domba, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadisnya.
خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ الْغِيبَةُ وَالنَّمِيمَةُ وَالْكَذِبُ وَالْقُبْلَةُ وَالْيَمِينُ الْفَاجِرَةُ
Artinya, “Lima hal yang menyebabkan batalnya puasa, yaitu: ghibah, mengadu domba, berdusta, ciuman, dan sumpah palsu.”
Keempat, mengumpat dan berkata-kata kasar. Perkara ini termasuk hal yang membatalkan pahala puasa. Hal ini dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarah al Muhadzab berikut;