Perdana Menteri Norwegia Sebut Perobekan Al-Qur'an Bagian dari Kebebasan Berekspresi

- 2 September 2020, 14:18 WIB
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg. (The Independent)
Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg. (The Independent) /


JURNALGAYA- Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg menyebut perobekan Al-Qur'an pada kegiatan demonstrasi anti-islam oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) merupakan bagian dari kebebasan berekspresi.

"Saya sangat khawatir bahwa kebebasan berekspresi, yang kami bela dengan kuat di Norwegia, mungkin diartikan secara berbeda di negara lain, atau mungkin dianggap bahwa kami tidak peduli dengan sikap SIAN. Karena kami melakukannya," kata Solberg kepada kantor berita NTB dikutip Rabu 2 September 2020.

"Saya sangat memisahkan diri saya dari semua yang mereka perjuangkan. Saya pikir menyakitkan mendengar bagaimana mereka menggambarkan orang yang tinggal di negara ini," sambungnya.

Erna Solberg juga menyadari bahwa setiap kebebasan berpendapat memiliki konsekuensi yang harus dihadapi.

"Tetapi kebebasan berbicara memiliki konsekuensi, dan itu adalah terkadang Anda harus menahan diri mendengar hal-hal yang menyakiti Anda," ujar Solberg.

Pernyataan Erna Solberg datang sehari setelah Turki mengkritik protes yang dilakukan oleh SIAN.

"Sangat salah melihat rasisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai bagian dari kebebasan berbicara," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki dikutip dari Daily Sabah.

Menurut Kemenlu Turki, faktanya partai politik tidak mencegah, atau sebagian mengizinkan orasi rasis tersebut hanya untuk mendulang dukungan.

Insiden perobekan Al-Qur'an tersebut dilakukan oleh aktivis wanita, salah satu pimpinan SIAN, merobek salah satu halaman.

Sebelumnya, pemimpin kelompok SIAN tersebut juga mengeluarkan orasi dengan nada mencela Nabi Muhammad.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x