Hasil Penelitian: Mampu Produksi Antibodi Covid-19, Rusia Tak Bisa Buktikan Vaksin Sputnik V Manjur

- 5 September 2020, 16:19 WIB
Vaksin produk Rusia, Gam-COVID-V atau Sputnik V.
Vaksin produk Rusia, Gam-COVID-V atau Sputnik V. /

JURNALGAYA- Hasil penelitian mengungkap vaksin Covid-19 yang dikembangkan dan diuji di Rusia mampu menghasilkan antibodi terhadap virus corona SARS-CoV-2.

Hal ini berdasarkan studi pada uji klinis fase 1 dan 2 studi dari vaksin yang bernama Sputnik V ini. Namun, vaksin corona Rusia ini belum selesai melakukan uji klinis tahap 3 sehingga timbul kritik ketika Rusia telah mengumumkan kalau vaksin ini bisa digunakan oleh publik.

Meski berhasil menghasilkan antibodi, namun berdasarkan data yang dipublikasikan jurnal The Lancet, vaksin ini sempat mengakibatkan efek samping seperti demam, meski dalam intensitas ringan.

Dalam proses uji klinis, setengah partisipan mengalami demam dan 42 persen sakit kepala. Kemudian sebanyak 28 persen partisipan mengalami lemah dan 24 persen mengalami sakit pada persendian.

Baca Juga: Waspada, Hari Ini Pertambahan Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Masih di Atas 3.000 Orang

Peneliti tidak menyebutkan berapa lama efek samping terjadi tetapi efek cenderung ringan.

Selain itu, tingkat respons antibodi yang menetralisir virus corona ini disebut serupa dengan respon imun dari mereka yang sudah sembuh dari infeksi.

Dalam risetnya, para peneliti dari Gamaleya National Research Center for Epidemiology and Microbiology di Rusia juga mengecek response T-cell, ini adalah komponen lain dari sistem imunitas selain antibodi. Hasilnya, vaksin ini juga disebut mampu memproduksi respons sel T dalam 28 hari.

Baca Juga: Diprotes Ridwan Kamil, Tarif Tol Cipularang Kendaraan Pribadi Batal Naik

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah