Bersikeras Kembangkan Mobil Listrik, Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Indonesia Masih Dijajah Jepang

- 7 September 2020, 21:50 WIB
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.*
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.* /ANTARA


JURNALGAYA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersikeras agar Indonesia terus mengembangkan mobil listrik.

Ia mengatakan, hal itu wajib terealisasi agar Indonesia tidak menjadi pasar mobil listrik hasil pengembangan negara lain.

Luhut kemudian memberi contoh mengenai kondisi industri otomotif Tanah Air yang saat ini hampir 96 persen dikuasai mobil produsen Jepang.

Hal itu  bisa diartikan secara teknologi mobil konvensional Indonesia 'dijajah' Jepang.

Baca Juga: Profesor Abdul Malik Fajar Meninggal Dunia, Warga Muhammadiyah Berduka

Hal ini memang sejalan dengan data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil Tanah Air saat ini dikuasai Toyota, Daihatsu, Suzuki, hingga Honda yang berasal dari Jepang.

"Hampir 96 persen itu mobil di Indonesia mobil jepang, tidak ada mobil lain. Jadi kita ini sebenarnya, maaf kalau kita bilang kita ini secara teknologi dijajah oleh Jepang memang iya," kata Luhut dalam sebuah diskusi, Senin 7 September 2020.

Melalui mobil listrik, Luhut berpendapat Indonesia bisa keluar dari 'jerat' teknologi Jepang. Baginya pengembangan mobil listrik memang lebih mudah, terlebih materialnya rata-rata tersedia di Indonesia.

Baca Juga: Kementrian BUMN Ungkap PLN, Pertamina, dan Inalum Angkat Belasan Staf Ahli dengan Upah Fantastis

"Nah sekarang dengan masuk mobil listrik. kita bisa masuk main, jadi pemain. mobil dalam negeri. Kenapa? Ya kita pakai Hyundai dulu. Kenapa? karena kan dia (mobil listrik) hanya butuh lithium baterai dan kedua dia hanya butuh motor, tidak butuh engine," kata Luhut.

Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Satryo Soemantri Brodjonegoro menambahkan era mobil tampa emisi harus menjadi momentum agar Indonesia bangkit dan punya industri sendiri.

"Jadi ini momentum yang tidak boleh kita abaikan. Ini saatnya Indonesia bangkit kalau mau punya industri nasional," kata Satryo.

Baca Juga: Data Calon Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap III Disetorkan Pekan Ini

Menurut Satryo Indonesia mampu mengembangkan industri mobil listrik karena teknologinya lebih ringkas ketimbang kendaraan dengan sistem pembakaran internal.

"Mobil listrik itu teknologinya paling sederhana. Dibandingkan mobil konvensional, di Indonesia itu lebih dari 50 tahun tidak pernah bisa membuat mesin. Nah dengan mobil listrik hanya butuh baterai, motor listrik dan kontroler," ungkap Satryo.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x