RS Indonesia di Gaza Porak Poranda, Riwayatmu Kini!

- 28 November 2023, 07:16 WIB
RS I donesia saat masih normal beroperasi
RS I donesia saat masih normal beroperasi /JG/Dwi Ayu/IG @Bang_Onim

JURNAL GAYA - Rumah Sakit Indonesia, salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza utara, porak poranda.

Rumah sakit tersebut rusak parah akibat serangan Israel sehingga mungkin tidak akan pernah dibuka lagi.

Dikutip Jurnal Gaya dari laman Al Jazeera, pada hari Sabtu, Munir al-Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera, “Kami terkejut dan ngeri melihat pemandangan yang ditinggalkan oleh pasukan Israel di Rumah Sakit Indonesia.”

Baca Juga: Inilah Lokasi SIM Keliling Kota Bandung untuk Selasa 28 November 2023 Ada di Dua Lokasi

Kementerian tersebut mengatakan pada hari Jumat bahwa Rumah Sakit Indonesia mengalami “pengeboman besar-besaran” oleh tentara Israel.

Tank dan penembak jitu Israel telah mengepung rumah sakit di Beit Lahia selama berhari-hari.

Sebelum akhirnya menargetkan generator utamanya dan menggerebeknya pada Jumat, 24 November 2023 dini hari, tak lama sebelum gencatan senjata empat hari antara Israel dan Hamas mulai berlaku.

Tentu saja ada ketakutan akan nyawa 200 orang yang terluka dan staf medis yang berada di sana.

Ia menambahkan bahwa tembakan hebat Israel menewaskan seorang wanita yang terluka dan melukai sedikitnya tiga lainnya.

Baca Juga: Bandara Kertajati Terus Berkembang Layani Lebih dari 17.000 Penumpang, Dirut BIJB M. Singgih: Awal yang Baik

Kini dalam keadaan hancur, rumah sakit tersebut dipenuhi dengan banyak orang yang terluka di tengah kekurangan pasokan medis yang parah.

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dimulai pada tahun 2011 di atas tanah seluas 16.000 meter persegi yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza.
Proyek ini menelan biaya sebesar Rp. 126 miliar. Didanai oleh donasi dari masyarakat dan organisasi Indonesia seperti Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah, yang dikumpulkan melalui organisasi kemanusiaan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee.
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla meresmikan rumah sakit ini pada tanggal 9 Januari 2016.
Rumah sakit ini memiliki 100 tempat tidur bangsal, 4 ruang operasi, dan unit perawatan intensif dengan 10 tempat tidur.
Stafnya terdiri dari sekitar 400 orang Palestina, yang digaji oleh kementerian kesehatan Gaza, dan beberapa sukarelawan dari Indonesia.
Kebiadaban Israel bukan hanya telah mengabaikan hukum Humaniter yang melarang menyerang rumah sakit, wanita dan anak-anak, tapi juga telah jauh bertindak untuk genosida.
Ratusan pengungsi sebelumnya mencari suaka di rumah sakit yang juga dekat dengan kamp pengungsi Jabalia.

Tetapi, karena fasilitas dalam rumah sakit tersebut tidak berfungsi selama berminggu-minggu dan kerusakannya parah, masih belum jelas apakah fasilitas tersebut akan bisa dibuka kembali nantinya.***

Editor: Juniar Rodianur

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah