Presiden Minta Menkes Segera Audit Protokol Keamanan Rumah Sakit

- 14 September 2020, 17:07 WIB
Presiden RI Joko Widodo
Presiden RI Joko Widodo /Biro Pers Sekretariat Presiden
JURNALGAYA---Presiden Joko Widodo, memimpin rapat terbatas mengenai "Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional" melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 14 September 2020. Dalam pertemuan tersebut,  Presiden meminta Menteri Kesehatan untuk segera melakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan di rumah sakit. Ini dilakukan, agar rumah sakit tak menjadi klaster penyebaran Covid-19.
 
"Saya minta ini agar Menteri Kesehatan segera melakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan untuk tenaga kesehatan dan pasien di seluruh rumah sakit, sehingga rumah sakit betul-betul menjadi tempat yang aman dan tidak menjadi klaster penyebaran Covid," ujar Joko Widodo (Jokowi). 
 
Presiden juga meminta agar ketimpangan kapasitas testing antardaerah terus diperkecil. Misalnya, di DKI Jakarta kapasitas testing sudah mencapai 324 ribu. Namun di Jawa Timur masih 184 ribu, di Jawa Tengah 162 ribu, di Jawa Barat 144 ribu, dan di provinsi-provinsi lain masih di bawah 100 ribu.
 
"Jangan sampai ada yang sudah terlalu tinggi, tetapi ada provinsi-provinsi yang lain yang masih jauh di bawahnya," katanya.
 
Sebagai sebuah negara kepulauan, Jokowi memandang bahwa penanganan Covid-19 tidak bisa dibandingkan dengan negara lain yang bukan kepulauan. Untuk itu, pemahaman mengenai penyebaran Covid-19 sangat penting dalam menangani pandemi ini.
 
 
"Saya juga minta ini kepada Menteri Kesehatan dan komite, satgas, untuk fokus dalam penanganan ini sehingga hasilnya setiap minggu bisa kelihatan angka-angkanya," katanya.
 
Selain itu, Jokowi pun berharap agar penegakan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan terus ditingkatkan, terutama memakai masker dan menjaga jarak. Presiden juga mengingatkan jajarannya untuk mempercepat seluruh program insentif yang bersifat cash transfer untuk mengungkit ekonomi nasional di kuartal ketiga.
 
"Terakhir, terkait dengan pemulihan ekonomi nasional, kita masih punya waktu sampai akhir September dalam meningkatkan daya ungkit ekonomi kita, meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan konsumsi rumah tangga di kuartal ketiga ini. Oleh sebab itu, saya minta seluruh program insentif yang sifatnya cash transfer agar benar-benar diperhatikan, dipercepat," paparnya. Qiya Ameena***

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah