Network
JURNAL GAYA- Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak gencatan senjata kemanusiaan di Gaza ketika pemboman Israel terus berlanjut.
Dilansir Jurnal Gaya dari laman Al Jazeera, Resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan itu telah disahkan dengan dukungan 153 negara.
Ketua WHO bahkan menyampaikan kekhawatirannya setelah pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara dan menyerukan perlindungan bagi pasien dan pekerja medis.
Baca Juga: Resep Soto Bandung! Cuma Pakai Rice Cooker Bisa Jadi Hidangan Mewah!
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan, Gaza telah menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia dan di tengah krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Setidaknya 18.412 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Revisi jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.147 orang.
Meskipun Presiden AS Joe Biden menyampaikan kritiknya yang paling terbuka terhadap tindakan Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa Israel mulai kehilangan dukungan karena pemboman tanpa pandang bulu di wilayah tersebut.
Namun, pasukan Israel terus menggempur daerah-daerah di bagian tengah Gaza serta daerah kantong di selatan, yaitu Deir el-Balah, Rafah, dan Khan Younis, yang menewaskan puluhan warga Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel memasuki Rumah Sakit Kamal Adwan setelah mengepung dan menembaki fasilitas tersebut selama berhari-hari.
Setidaknya enam warga Palestina tewas, sebagian besar dari mereka tewas dalam serangan pesawat tak berawak, dalam serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat yang telah diduduki penjajah.
Dunia pun tak lelah menyerukan untuk melakukan gencatan jangka panjang.
Berbagai aksi unjuk rasa di negara-negara Arab pun terjadi untuk menunjukkan sikap solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
Ribuan orang berbaris di beberapa negara Arab untuk mendukung rakyat Palestina, melawan agresi Israel. Seperti di Yordania, Yaman dan Lebanon.
Beberapa pengunjuk rasa meneriakkan, “Rakyat menginginkan pembebasan Palestina,” “Kami mati dan Palestina hidup,” surat kabar Yordania al-Ghad melaporkan secara online.
Para pengunjuk rasa di Yaman menyerukan hal serupa. Seorang pengunjuk rasa bahkan memegang senjata seperti tentara Israel, saat ia mengambil bagian dalam demonstrasi solidaritas terhadap Palestina, di Sanaa.
Di Lebanon, puluhan orang melakukan aksi duduk diam di dekat Kedutaan Besar Perancis di Beirut, memprotes pembunuhan warga sipil di Gaza dan menyerukan gencatan senjata.
Para pengunjuk rasa memasang pita di mulut mereka yang bertuliskan: “Gencatan Senjata Gaza”. Di depan mereka juga dipajang kantong jenazah yang melambangkan warga sipil yang tewas di Gaza.***
