Warga AS Yakini Peristiwa Holocaust Bakal Terulang, Milenial Percaya Kejadian Itu Ulah Kaum Yahudi

- 16 September 2020, 23:40 WIB
Ilustrasi generasi milenial Amerika Serikat/travel.earth
Ilustrasi generasi milenial Amerika Serikat/travel.earth /

JURNALGAYA - Survei terbaru Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Hampir 11 persen dari generasi milenial AS percaya bahwa kaum Yahudi bertanggung jawab atas Holocaust.

Hasil survei ini muncul di tengah tren ketidaktahuan yang cukup luas terkait genosida yang dilakukan oleh Nazi Jerman di masa perang dunia II.

Survei yang dilakukan 50 negara bagian tentang pengetahuan Holocaust di kalangan Milenial AS dan Gen Z dilakukan oleh organisasi Konferensi Klaim Material Yahudi Melawan Jerman.

Survei tersebut terdiri dari sekitar 1.000 wawancara nasional, dengan peserta dipilih secara acak, dan 200 wawancara lebih lanjut terhadap orang dewasa berusia 18 hingga 39 tahun di setiap negara bagian.

Baca Juga: Polisi Pastikan Penusuk Syekh Ali Jaber Tidak Gila, Tersangka Terancam Hukuman Mati

Para peneliti mengembangkan “skor pengetahuan” Holocaust berdasarkan tiga kriteria: apakah peserta telah mendengar tentang hal itu, apakah mereka dapat menyebutkan setidaknya satu kamp konsentrasi atau kematian, dan apakah mereka tahu bahwa enam juta orang Yahudi terbunuh.

Hasilnya mengejutkan penyelenggara, karena, misalnya, sekitar 19 persen warga New York yang disurvei merasa bahwa orang Yahudi menyebabkan Holocaust; diikuti oleh 16 persen di Louisiana, Tennessee, dan Montana serta 15 persen di Arizona, Connecticut, Georgia, Nevada dan New Mexico.

Sebanyak 59 persen responden percaya hal serupa bisa terjadi lagi.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ditusuk, Presiden Jokowi Instruksikan Usut Tuntas Semua Kasus Lama Penyerangan Ulama

Sementara itu sekitar 63 persen dari semua responden tidak tahu bahwa enam juta orang Yahudi dibunuh, sementara 36 persen mengira bahwa dua juta atau kurang orang Yahudi dibunuh.

Sekitar 48 persen responden tidak dapat menyebutkan satu pun kamp konsentrasi atau ghetto Yahudi di Perang Dunia II.

Reaksi terhadap survei online adalah salah satu kekecewaan, dan banyak yang menyalahkan sistem pendidikan Amerika Serikat.

Baca Juga: Korban Mutilasi Ditemukan Polisi di Lantai 16 Apartemen Kalibata City

“Hasilnya mengejutkan sekaligus menyedihkan dan menggarisbawahi mengapa kita harus bertindak sekarang sementara korban selamat Holocaust masih bersama kita untuk menyuarakan cerita mereka,” kata Gideon Taylor, Presiden organisasi di balik penelitian tersebut seperti dilansir dari Russia Today, Rabu 16 September 2020.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x