Pemanfaatan Big Data di Indonesia, dari Perbankan hingga Identifikasi Kecenderungan Pornografi

- 20 September 2020, 13:52 WIB
Salah satu materi dalam Webinar SBM ITB.
Salah satu materi dalam Webinar SBM ITB. /SBM ITB

People Analytics and HR Data Science Enthusiast, Heru Wiryanto menjelaskan bagaimana peranan people analytics saat ini.

Seperti beberapa waktu lalu, pihaknya mengembangkan alat untuk merekam the human brain dan nervous system. Bahkan di salah satu kementerian, pihaknya mengukur itegritas para pembuat komitmen.

“Misalnya sistem ini bisa mengidentifikasi kecenderungan pornografi dan tindakan asosial lainnya,” tutur dia.

Heru mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus dimiliki jika ingin bergerak di people analytics. Di antaranya harus miliki big data, kemampuan story telling, visualisasi, dan psicological skill. Sebab percuma jika memiliki data tapi tidak bisa menceritakan dan menggambarkannya.

“Data tanpa story telling hanya akan menjadi tumpukan data,” ungkap dia.

Baca Juga: Reservasi Membludak, BTS Break The Silence: The Movie Akan Jadi Box Office?

Sementara itu, Lecturer of KK Informatika STEI ITB Nugraha Priya Utama menjelaskan pengorganisasian data berupa gambar dan video.

Manusia, sambung dia, memahami sekitarnya dengan data yang diterima panca indera, kemudian disimpan di otak dan disimpan untuk menambah pengetahuan yang akhirnya akan digunakan untuk memutuskan sesuatu dan beraksi.

Dalam gambar dan video, data yang bisa diolah di antaranya background berupa lokasi, waktu, cuaca. Kemudian face berupa usia, gender, ekspresi, identitas, menghadap kemana. Lalu body terdiri dari pakaian, gestur, aktivitas, hair style, behaviourdan lainnya.

Dengan menggunakan big data, hal ini bisa dimanfaatkan banyak hal. Misal vaidasi data saat seseorang diminta memotret dirinya dengan KTP untuk mendaftar sesuatu. Sistem ini akan membantu mencocokkan data tersebut.

Halaman:

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah