Kedua belah pihak dalam pemilu menjanjikan pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan yang meluas di Timor Timur.
Rakyat Timor Leste pernah melakukan 2 kali pemilu dalam setahun karena ketegangan politik dalam negeri yang memanas.
Pemilu pertama dilangsungkan pada Juli 2017, hasilnya Alkatiri menang setelah mendapat 0,2% suara lebih banyak dari Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Leste (CNRT).
Sayang, belum setahun berkuasa, pemerintahan koalisi Fretilin yang dipimpin Alkatiri dibubarkan pada bulan Januari 2018 lalu.
Baca Juga: Berikan Bunga Kejam, Ramos Horta: Bank Mandiri dan BRI Pembunuh Ekonomi Timor Leste!
Kekuasaan pemerintah yang dipimpin Fretilin itu runtuh ketika upayanya untuk memperkenalkan program kebijakan dan anggaran baru digagalkan pihak oposisi.
Mau tak mau rakyat Timor Leste harus menggelar pemilu kedua pada Mei 2018.
Aliansi tiga partai yang dipimpin oleh pahlawan kemerdekaan Xanana Gusmao yang didukung CNRT bersaing melawan partai Fretilin mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri.
Kedua belah pihak dalam pemilu menjanjikan pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan yang meluas di Timor Timur.
Salah satunya soal ladang minyak dan gas Timor Leste yang diperkirakan akan habis pada tahun 2027 mendatang.