Gempa Tsunami 20 Meter Kian Mengancam, Ini Solusi Kesiapsiagaan yang Dikembangkan UGM

- 27 September 2020, 22:16 WIB
/ANTARA

Baca Juga: V BTS Ucapkan Apa Kabareu, ARMY : Kode BTS Akan Tur ke Indonesia?

Keadaan ini lazimnya akan terjadi gempa di lempengan, lalu muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Termasuk permukaan air tanah yang juga naik turun secara signifikan.

"Dua informasi ini dideteksi oleh alat EWS dan akan segera mengirim informasi ke handphone saya dan tim. Selama ini informasi sudah bisa didapat 2 atau 3 hari sebelum terjadi gempa di antara Aceh hingga NTT," ungkap Sunarno.

Menurutnya, sistem yang dikembangkan terdiri dari alat EWS yang tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Lalu, memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya.

Baca Juga: MENYEBALKAN Valentino Rossi Terjatuh! Gagal Naik Podium ke-200 di MotoGP

Di tahun 2018, Sunarno dan tim telah meneliti konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum terjadinya gempa bumi.

Pengamatan yang telah dilakukan kemudian dikembangkan hingga dirumuskan lah dalam suatu algoritma prediksi sistem peringatan dini gempa bumi.

Sistem ini terbukti telah mampu memprediksi terjadinya gempa bumi di Barat Bengkulu M5,2 (28/8/2020), Barat Daya Sumur-Banten M5,3 (26/8/2020), Barat Daya Bengkulu M5,1 (29/8/2020), Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 (1/9/2020), Barat Daya Pacitan M5,1 (10/9/2020), Tenggara Naganraya-Aceh M5,4 (14/9/2020), dan lainnya.

Baca Juga: F1 GP Rusia 2020: Valtteri Bottas Mampu Ungguli Max Vestappen dan Lewi Hamilton

Ia mengatakan sistem peringatan dini gempa ini telah digunakan untuk memprediksi gempa. Ada 5 stasiun pantau/EWS yang tersebar di DIY yang dalam setiap 5 detik mengirim data ke server melalui IoT.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah