JURNAL GAYA - Belakangan, riset seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah menjadi sorotan lantaran hasil penelitiannya menyebutkan, pesisir selatan Pulau Jawa berpotensi Tsunami setinggi 20 meter.
Viralnya isu Tsunami 20 meter ini pun memunculkan banyak reaksi.
Salah satunya Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengenalkan pengembangan sistem pendeteksi dini bencana gempa.
Baca Juga: Lucas Moura Bawa Tottenham Hotspur Unggul Sementara dari Newcastle United
Baca Juga: MotoGP Catalunya 2020: Andrea Dovizioso Dipastikan Melorot, Jatuh saat Start
Alat pendeteksi gempa ini, diklaim mampu memprediksi satu sampai tiga hari sebelum terjadi gempa sehingga bisa menjadi sistem peringatan dini gempa bumi.
"Early warning system (EWS) gempa alogaritma yang kami kembangkan bisa tahu satu sampai tiga hari sebelum gempa. Jika gempa besar di atas 6 SR sekitar dua minggu sebelumnya alat ini sudah mulai memberikan peringatan," ujar Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Prof. Ir. Sunarno melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu 27 September 2020.
Dilansir JurnalGaya dari ANTARA, Sunarno lebih jauh menjelaskan, teknologi peringatan dini gempa yang dikembangkannya bersama tim mengacu pada sistem kerja berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.