Profil Rocky Gerung, Peneliti yang Kerap Kritisi Jokowi, Terlempar dari UI dan Pernah Buat Partai

- 22 Oktober 2020, 05:47 WIB
Rocky Gerung dalam acara Mata Najwa.
Rocky Gerung dalam acara Mata Najwa. /Tangkap Layar Mata Najwa/Trans7

Ia berhenti mengajar disebabkan keluarnya UU No 14 tahun 2005 yang mensyaratkan seorang dosen harus minimal bergelar magister, sedangkan Rocky hanya menyandang gelar sarjana.

Dikutip dari Wikipedia, Rocky tercatat mengampu mata-mata kuliah seperti Seminar Teori Keadilan, Filsafat Politik, dan Metode Penelitian Filsafat; ia juga pernah mengajar pada program pascasarjana. Salah satu mahasiswa yang dibimbingnya adalah aktris Dian Sastrowardoyo.

Bersama tokoh-tokoh seperti Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra, Rocky ikut mendirikan Setara Institute, sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia, pada 2005.

Baca Juga: Politisi PKS Mardani Ali Sera Berikan Raport Merah ke Jokowi-Ma'ruf

Dalam bidang politik, Rocky bersama Sjahrir dan istrinya, Kartini pernah mendirikan Partai Indonesia Baru (PIB) pada 2002. Meski ikut mendirikan, ia tak aktif di kepengurusan partai.

Belakangan, Rocky memutuskan keluar dan bergabung dengan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) pada 2011. Ia didapuk sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai SRI.

Rocky Gerung.
Rocky Gerung.

Partai tersebut bermaksud mencalonkan Sri Mulyani untuk pemilihan presiden Indonesia 2014. Namun, SRI gagal melewati proses verifikasi administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga tidak dapat mengikuti Pemilihan Umum 2014.

Rocky juga pernah mengetuai Sekolah Ilmu Sosial (SIS), sebuah sekolah nonformal yang mendidik siswanya untuk memahami realitas sosial secara interdisipliner, di bawah Yayasan Padi dan Kapas yang juga diketuai oleh Sjahrir.

Pengajar di SIS ada sepuluh orang, beberapa di antaranya adalah Arief Budiman, Salim Said, dan Rahman Tolleng.

Halaman:

Editor: Firmansyah

Sumber: Wikipedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x