Presiden Jokowi Dukung Pergerakan Revolusi Jihad

- 22 Oktober 2020, 16:26 WIB
Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi. /Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

JURNALGAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung adanya pergerakan revolusi jihad di tanah air. Bahkan pada Hari Santri Nasional 2020 ini, ia berharap pergerakan itu terus hadir untuk mempertahankan bangsa.

Ia berharap agar santri terus menjadi bagian dan andil dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sampai hari ini, sejarah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam menjaga NKRI, memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan," kata Jokowi dalam akun instagramnya @jokowi, Kamis 22 Oktober 2020.

Jokowi mengingatkan sendiri bahwa pada 22 Oktober 1945, KH Asy'ari memulai pergerakan revolusi jihad. Jokowi berharap pergerakan itu terus hadir untuk mempertahankan bangsa.

"Pada 22 Oktober 1945, tepat 75 tahun lampau, Kiai Hasyim Asy'ari menyerukan Resolusi Jihad sebagai bentuk komitmen dan kewajiban umat Islam mempertahankan bangsa dan negara ini," jelas dia.

Di masa sekarang, Jokowi berharap para kiai hingga santri bisa terus bersama menghadapi tantangan negara.

Baca Juga: Hari Ini Pasien Positif Covid-19 di Indonesia bertambah 4.432 orang

Adapun salah satu tantangan yang kini dihadapi oleh Indonesia ialah soal pandemi Corona Virus Disease (Covid9). Jokowi yakin, Indonesia bisa melewati pandemi ini

"Bersama para ulama, kiai, dan para santri, Indonesia akan selalu mampu mengarungi segala tantangan zaman, termasuk melewati masa-masa sulit karena pandemi ini," tutup dia.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meneken Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 sebagai Hari Santri Nasional.

Baca Juga: ShopeePay Perkuat Keamanan Akun Pengguna dengan Rekognisi Wajah dan Sidik Jari

Penetapan ini dinilai sebagai pemenuhan janji kampanye Jokowi dalam Pilpres 2014.

22 Oktober 1945 dianggap sebagai resolusi jihad di mana santri dan ulama bersatu serta berkorban untuk mempertahankan Indonesia.

Saat itu Hasyim Asy'ari yang menjabat sebagai Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan resolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa Timur.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x