Kisah Eks Pengungsi Timor leste, Dulu Sengsara Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia

- 24 Oktober 2020, 16:49 WIB
Pengakuan Eks Pengungsi Timor Leste, Jauh dari Teror Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia
Pengakuan Eks Pengungsi Timor Leste, Jauh dari Teror Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia /ANTARA

 

 

JURNAL GAYA - Keputusan Timor Timur (Timor Leste) untuk terlepas dari Indonesia, membuat rakyatnya dihadapkan pada dua kenyataan, yakni memerdekakan diri atau tetap menjaga kesetiaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Saat itu, pemerintahan pusat memberikan dua opsi kepada Timor Timur.  Setelah Referendum memilih  untuk tetap pro integritas dan mengungsi ke Kupang atau menjalankan takdir baru bersama Xanana Gusmao di Timor Leste.

Memiliki darah dan kebangsaan yang sama, akhirnya rakyat pun terpecah menjadi dua kubu. Sebagian berpindah di area pengungsian, namun banyak juga yang memilih ‘goodbye’ dengan Indonesia.

Baca Juga: Sama-sama Lemah di Lini Belakang, Ini Prediksi Big Match MU vs Chelsea Nanti Malam di Mola TV

Baca Juga: Irene Red Velvet Kembali Tuai Dampak Kontroversi, Toko Kosmetik Menghapus Gambarnya

Tepat 30 Agustus 1999, Timor Timur resmi melepaskan diri dari Indonesia, dan negara Timor Leste pun merangkai kisah barunya .

Cerita usang yang dilansir dari Zona Jakarta pada Minggu 24 Oktober 2020 ini sudah bergulir 21 tahun. Dalam artikel yang berjudul Pengakuan Eks Pengungsi Timor Leste, Jauh dari Teror Kini Hidup Damai dan Bahagia di Indonesia, dulu perbedaan pendapat itu memang ada ada, layaknya Jerman Barat- Timur.

Kisah usang itu sudah berlalu, kini kedua negara hidup damai dan rukun saling menghormati. Namun ada kisah menarik dimana seseorang bernama Muhajir Hornai Bello (42) yang asli Timor Timur memilih mengungsi ke Indonesia.

Baca Juga: Jadwal Bola Malam Ini El Clasico Barca vs Madrid Pukul 21.00 WIB: Koeman Yakin Menang

Diwawancarai oleh ABC Australia, Muhajir menceritakan bagaimana ia bisa memilih mengungsi ke Indonesia.

Pasca referendum 1999 Muhajir bersama 1000 orang lebih eks Timor Timur dengan menaiki KRI milik TNI AL, hijrah.

"Kira-kira ada seribu lebih orang di kapal itu," kata Muhajir seperti dikutip zonajakarta.com dari abc.net.au.

Baca Juga: Meli Lida Luncurkan Single Perdana di Semarak Indosiar Malam Ini, Yuk Cek Keseruannya

Pengakuan Rakyat Timor Leste : Mereka yang Mendukung Pemerintah Indonesia Masih Hidup Lebih Baik!
Pengakuan Rakyat Timor Leste : Mereka yang Mendukung Pemerintah Indonesia Masih Hidup Lebih Baik! Antara/Laurensius Molan

"Semua pengungsi itu berasal dari beberapa kabupaten yang pro-integrasi mereka mengungsi bersama, ada 3 kapal perang TNI (yang digunakan mengangkut pengungsi) seingat saya," bebernya.

Nuhajir mengaku sedih harus berpisah dari keluarganya yang memilih tinggal di Timor Leste.

"Sedih rasanya karena saya pisah dengan keluarga," ujar Muhajir.

Baca Juga: Hari Dokter Nasional, Ini Ratusan Nyawa Dokter yang Telah Bertaruh Memerangi Covid-19

"Banyak yang masih tinggal di Timor Leste, termasuk saudaranya bapak, saudara kakak bapak, saudara adik bapak, banyak yang masih di sana," katanya.

Ia mengungkapkan perbedaan pendapat dengan keluarga sempat ada akibat Muhajir memilih ke Indonesia.

"Dulu kan anggaplah ideologi, namanya pilihan, mereka pilih merdeka, saya ingin bergabung dengan Indonesia itu artinya beda pendapat," kata Muhajir yang asli dari Kabupaten Viqueque, Timor Leste.

Baca Juga: Duel El Clasico Barcelona vs Real Madrid, Banyak Pemain Tak Bisa Tampil

Sampai saat ini ia tinggal di Kampung Pengungsi eks TimTim di Noelbaki, NTT dimana Muhajir bersama pengungsi lainnya mengalami masa-masa sulit pada awalnya.

"Setahun pertama kami datang ke sini itu kegiatan (pekerjaan) tidak ada, karena dipikirnya itu akan kembali ke Timor-Timur lagi, makanya tidak ada aktivitas hanya tunggu saja bantuan kemanusiaan." ujarnya.

"Pemerintah hanya bantu awal 1999 saja, habis bantuan kemanusiaan tidak ada, sekarang ini (rumah) kita bangun sendiri," kata Muhajir.

Baca Juga: Gus Nur Dilaporkan dan Ditangkap Diduga Karena Ibaratkan Organisasi NU Sebuah Bus

Muhajir sendiri kini tak lagi rindu kampung halamannya karena ia merasa damai dan bahagia hidup di Indonesia.

Pasalnya Muhajir menilai di Indonesia lebih aman karena pemerintah menjamin keselamatan warganya saat bekerja.

Muhajir juga enggan mengenang masa lalu buruk saat dirinya diteror kelompok kemerdekaan Fretilin.

Baca Juga: Inilah 5 Destinasi Wisata Lokal yang Miliki Panorama Eksotis dan Hidden Gems-nya Indonesia

Tentara Australia di tengah-tengah warga Timor Tiimur Australian war memorial

"Kalau di sini kita petani mau bekerja di pertanian bisa, karena aman untuk kita bekerja," ungkapnya.

"Kalau saat di Timor Timur, kita mau bertani jauh dari kampung itu kan kita takut, trauma, diteror, diancam sama kelompok-kelompok yang ingin merdeka (Fretilin)," katanya.

Baca Juga: Akui Video Klipnya Plagiat MV IU, Via Vallen Sampaikan Permintaan Maaf

Walau demikian saat ini hanya satu yang diinginkan Muhajir dari Indonesia.

Yaitu dibutuhkan pengakuan pemerintah Indonesia akan statusnya sebagai WNI yang saat ini masih belum jelas sah atau tidak.

"Status kami tidak jelas, status tanah tidak jelas. Itu yang menjadi persoalan bagi kami yang masih tinggal di pengungsian," pungkas Muhajir.***Beryl Santoso

Lepas dari Indonesia, Timor Leste Dicap Negara Miskin oleh PBB.
Lepas dari Indonesia, Timor Leste Dicap Negara Miskin oleh PBB. Antara Foto

 

 

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x