JURNAL GAYA---Pimpinan presidium organisasi sosial kemanusiaan untuk korban perang, konflik dan bencana alam yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C), turut mengecam tindakan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menyinggung umat islam.
Pimpinan presidium organisasi sosial kemanusiaan untuk korban perang, konflik dan bencana alam yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia juga mengharapkan Pemerintah Indonesia dapat segera merespon dan mengambil sikap atas Presiden Prancis dengan mendorong permintaan maafnya kepada umat Islam.
Baca Juga: MUI Serukan Boikot Produk Perancis dan Desak Dubes Minta Macron Minta Maaf
"Hal ini agar polemik yang dapat menimbulkan perpecahan kerukunan umat beragama tidak berlarut,' ujar Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad menanggapi pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebutkan Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia, dikutip Jurnal Gaya dari Antara, Jumat 30 Oktober 2020.
MER-C menyayangkan sekaligus mengecam pernyataan Macron itu sebagai pernyataan yang tidak bertanggung jawab dan memecah belah kerukunan umat beragama di dunia.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Jumat 30 Oktober 2020, Andin Bilang Cinta ke Al
"Kami turut menyayangkan sekaligus mengecam pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Itu adalah pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Macron telah menyebarkan kesalahpahaman terhadap Islam. Sebuah penyataan yang dapat memecah belah kerukunan umat beragama di dunia," kata Sarbini.
"Macron mestinya bijak dalam menilai Islam," tambah Sarbini Abdul Murad, dokter pertama Indonesia yang berada di garis depan perbatasan Rafah, Mesir-Palestina saat perang 22 hari Palestina-Israel akhir Desember 2008 .
Baca Juga: 1 November Ada Registrasi Ulang BPJS Kesehatan, Ini Cara Cek Status Kepesertaan