Disebut Childfree Bisa Bikin Awet Muda, Begini Tanggapan Psikolog Terhadap Gita Savitri

12 Februari 2023, 05:47 WIB
Gita Savitri /JG/Rizka/(dok: IG/@gitasav)


JURNAL GAYA- Akhir-akhir ini persoalan childfree di dunia media sosial kembali heboh. Persoalan itu semakin memanas ketika seorang Influencer terkenal bernama Gita Savitri memberikan pandangan yang kontroversi soal childfree.

Gita Savitri atau biasa disapa dengan Gitasav, baru -baru ini menuai banyak sorotan dari netizen karena pendapatnya soal hidup tanpa anak atau childfree.

Nama Gita Savitri langsung menjadi trending topik di Twitter karena kontroversinya yang memancing keributan netizen. Gita dan sang suami, Paul Partohap, menjadi bahan sorotan netizen setelah menuai kontroversi publik terkait childfree.

Pasangan yang menikah pada tahun 2018 tersebut memang diketahui telah mantap untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Gita Savitri beserta suaminya semakin membuat publik geram terkait unggahan sang istri yang menyatakan bahwa rahasia awet muda itu karena tidak memiliki anak.

Baca Juga: Sholat Wilayah Kabupaten Cirebon, Sabtu, 11 Februari 2023, Beserta Doa Setelah Adzan Berkumandang

Dalam unggahannya di media sosial, Gita Savitri menuliskan bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak itu termasuk anti penuaan alami karena bisa punya waktu tidur 8 jam setiap hari tanpa stress mendengarkan teriakan anak dan ketika tumbuh keriput uang bisa dipakai untuk suntik botox.

Sontak komentar influencer tersebut menuai sorotan dan menjadi bahan bullyan netizen. Lalu sebenarnya apa sih childfree itu?

Childfree adalah sebuah kesepakatan yang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk sepakat tidak mau memiliki anak.

Karena trend childfree semakin menuai banyak perdebatan publik, lantas seperti apa tanggapan psikolog mengenai childfree?

Baca Juga: Pondok Sate Ibu Haji, Kuliner Hidden Gem Kota Sukabumi Bagi Para Penggemar Olahan Daging

Dikutip dari Garvin Goei dari video yang diunggah di kanal YouTube Pembahasan Childfree atau Tidak pada 11 Februari 2023, Garvin Goei, M.Psi selaku psikolog mengatakan bahwa childfree atau tidaknya seseorang bisa dibahas dari ilmu psikologi.

1. Riset Deaton dan Stone dari Princeton University (2014)
Riset ini menyimpulkan bahwa pasangan yang memiliki anak memang lebih bahagia tapi bisa sekaligus lebih mengalami emosi negatif seperti stress dan kecemasan daripada pasangan yang tidak memiliki anak.

“Jadi punya anak bisa bikin lebih happy? Iya jelas bisa bikin happy menurut riset ini tetapi bisa bikin stress dan cemas juga karena membesarkan anak itu harus dirawat, harus bertanggung-jawab, disiapkan waktu dan ada tuntutan finansial,”ucap Garvin pada penjelasan pertamanya mengenai childfree di kanal YouTube pribadi miliknya.

2. Riset Glass, Simon dan Anderson (2016)

Punya anak tidak otomatis buat bahagia. Ada 4 syarat yang harus dipenuhi seperti, waktu, energi, work-life balance dan finansial.

“Menurut riset ini punya anak tidak otomatis buat bahagia sebab 4 tuntutan ini harus dipenuhi. Jika ada tuntutan yang tidak dipenuhi, bagaimana anak mau bahagia kalau waktu kurang, energi kurang bahkan finansial kurang bahkan pas-pas an,”tutur Garvin.

Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Kota Cirebon, Sabtu, 11 Februari 2023, Beserta Doa Setelah Adzan Berkumandang

Dalam penjelasannya, Garvin juga menuturkan bahwa 5 faktor kebahagiaan menurut psikologi positif di antaranya yaitu emosi positif, menikmati aktivitas, relasi yang bermakna, kebermaknaan hidup dan kemajuan dalam hidup.

Nah bagaimana kaitannya dengan memiliki anak? Garvin menuturkan bahwa punya anak bisa membawa emosi yang positif tapi bisa juga membawa emosi yang negatif jika 4 tuntutan yang tadi tidak dipenuhi.

Dalam penuturannya di akhir sesi penjelasan, Gavin menyimpulkan pemilihan childfree atau tidak itu kembali kepada keputusan masing-masing.Kita tidak bisa bilang mana yang lebih baik dan mana yang salah karena yang menjalani itu orang lain.

“Jadi childfree atau tidak, saya kembalikan lagi karena menurut riset psikologi, perbedaanya tidak signifikan. Punya anak atau tidak punya, tingkat kebahagiaannya setara. Bedanya yang punya anak kebahagiaanya sedikit lebih tinggi tapi tingkat stresnya juga bisa lebih tinggi karena ada tuntutan,”ujar Garvin.

Garvin juga menegaskan untuk saling menghargai keputusan orang lain dan tidak mengata-ngatai buruk orang yang memiliki anak karena bisa jadi mereka yang setuju punya anak sudah siap secara mental dan finansial.***

Editor: Juniar Rodianur

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler