Aktivis Serukan Pemboikotan Film Mulan

- 7 September 2020, 12:12 WIB
Cuplikan film Mulan.
Cuplikan film Mulan. /


JURNALGAYA - Tidak lama usai film Mulan resmi dirilis internasional pada 4 September 2020, sejumlah aktivis pro-demokrasi di Hong Kong serukan pemboikotan. Boikot film live-action Mulan oleh aktivis pro-demokrasi di Hong Kong kini diikuti aktivis di Thailand dan Taiwan.

Seruan serupa disampaikan satu tahun lalu setelah pemeran Mulan, Liu Yifei, menyatakan dukungan kepada Kepolisian Hong Kong yang menggunakan kekerasan dalam meredam aksi pedemo.

"Karena Disney tunduk kepada Beijing dan karena Liu Yifei secara terbuka dan bangga mendukung kebrutalan polisi di Hong Kong, saya mendorong semua orang yang percaya pada hak asasi manusia untuk #BoycottMulan," cuit Joshua Wong, aktivis pro-demokrasi Hong Kong.

Seruan boikot Mulan juga disampaikan aktivis pro-demokrasi Hong Kong lainnya, Jeffrey Ngo. Selain dukungan Liu Fei atas kebrutalan polisi, ia juga menyoroti keputusan Donnie Yen yang selama ini selalu menentang aksi protes di Hong Kong.

"@DonnieYenCT konsisten dan lebih keras menentang protes #HongKong dibandingkan @yifeicc, memperkuat propaganda China di Twitter yang mempromosikan kekerasan. Lebih parah dari itu semua, dia juga menggunakan wajah kulit hitam. Itu alasan kalian harus #BoycottMulan," cuitnya.

Liu Yifei merupakan warga AS kelahiran China yang namanya mencuat tahun lalu di tengah aksi protes Hong Kong. Pada Agustus 2019, ia mengungkapkan dukungannya kepada polisi Hong Kong lewat unggahan di media sosial, Weibo.

"Saya mendukung polisi Hong Kong. Kalian bisa menyerang saya sekarang. Sungguh memalukan Hong Kong," tulis Liu Fei.

Dalam unggahan itu, ia juga menuliskan tagar #IAlsoSupportTheHongKongPolice serta emoji hati.

Komentar tersebut memicu amarah para pedemo karena mereka menyatakan selalu melakukan aksi damai, namun kerap berubah menjadi bentrokan akibat kekerasan oleh polisi.

Oleh sebab itu, mereka menyerukan boikot Mulan yang sempat menjadi trending topic di Twitter, aplikasi yang dilarang di China.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x