Pesinden Rita Tila Rilis Lagu Tepung di Panggung, Kenalkan Etnik Tradisi pada Milenial

- 5 November 2020, 11:14 WIB
/Instagram Rita Tila

JURNAL GAYA - Pesinden hits asal Jawa Barat, akhirnya merilis single terbarunya yang bertitel Tepung di Panggung melalui channel Youtube resminya, akhir Oktober lalu.

Setelah cukup lama vakum karena melahirkan dan juga pandemic Covid-19, penyanyi asal Sukabumi ini pun kembali menunjukkan geliatnya lewat single Tepung di Panggung yang diciptakan Ubun R. Kubarsah, yakni seniman kawakan di musik tradisi Sunda.

Sementara untuk aransemen musiknya Rita Tila memercayakan kepada Yadi Piteuk, didukung squad yang tergabung di grup Wilaras Ensemble. Kali ini, dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini pun mewarnai musik video-nya dengan sentuhan koreo dari Nyentrik Production dan Ko Dave.

Baca Juga: 7 Idola KPop Ini Dikenal Sebagai Member Imut-Seksi di Grup Mereka, Nomor 4 Si Ratu Dualisme!

Rita Tila mengisahkan, lagu bergenre Pop Sunda ini identik dengan nuansa etnik tradisi, karena memang diangkat dari khazanah kepesindenan. Sebagai seniman yang komplet, Rita juga memproduksi dan mengedarkan lagunya dibawa naugan perusahaannya sendiri,RT Production.

 “Sebenarnya Single ini sudah kita proses dan direkam sejak tahun 2016. Awal mulanya pembuatan lagu ini, yaitu ketika tahun 2002, Dasentra pimpinan Bapak Ubun Kubarsah, menggelar perhelatan besar bertajuk Parade Bentang Sinden yang menampilkan beberapa Pesinden dan Penembang, termasuk saya sendiri,” ujar Rita Tila kepada JurnalGaya.

Ia menuturkan, lagu Tepung di Panggung spesial dibawakan oleh Pesinden Maestro almarhumah Ibu Tati Saleh, dan tadinya akan di rekam oleh beliau dalam versi kliningan.

Baca Juga: UPDATE Pilpres AS: Joe Biden Lewati Obama Pecahkan Rekor Suara Terbanyak Dalam Sejarah Amerika

“Namun Allah punya kehendak lain, Ibu Tati Saleh tidak sempat merekam lagu ini karena jatuh sakit, lalu beliau meninggal,”ungkap Rita.

Single Tepung di Panggung, merupakan karya Rita Tila yang sengaja mengusung orisinalitas dari etnik tradisi.

Karya ini juga merupakan pengembangan dari seri-seri Kacapian sebelumnya.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Kamis 5 November 2020, Andin Kecelakaan, Selamat Kah?

Di mata Rita Tila, perkembangan industri sekarang sangat sangat minim dengan karya etnik tradisi yang kental. Namun, Rita tetap mengemasnya sesuai dengan mengikuti perkembangan zaman dan memasukkan idiom nada-nada musik Barat.

“Qodarullah tahun 2016 saya dan Abah Yadi Piteuk cs, mengemas ulang lagu ini dalam versi kacapi, yang disuguhkan dengan apik dan kaya akan harmoni nada. Saya mengucapkan puji syukur kepada Allah dan juga Ubun Kubarsah yang telah menciptakan lagu indah dan kaya dengan modulasi nada ini,” papar Rita.

Menurutnya, kecintaan terhadap musik sunda lah yang mendorongnya menciptakan lagu ini, karena budaya sangat mahal nilainya.

Instagram Rita Tila

Baca Juga: UPDATE Pilpres AS: Joe Biden Lewati Obama Pecahkan Rekor Suara Terbanyak Dalam Sejarah Amerika

“Takut kasilih ku junti (tergeser oleh budaya asing). Jadi saya berpikir, kenapa tidak, dalam koleksi kreativitas saya diselipkan karya-karya yang kental seni tradisi,” tutur artis yang sudah perform di empat benua, yakni Asia, Amerika, Eropa dan Australia.

Sebelum meluncurkan Tepung di Panggung, Rita meluncurkan beberapa single, diantaranya Kantunkeun, “Sabeulah Panon, Patarenggang, Hampura.

Rita Tila, pertama kali naik panggung pada usia lima tahun ini. Kini ia sudah menghasilkan seabreg karya rekaman Tradisi dan Pop Sunda, baik berupa album solo, single solo, kompilasi, mau pun sederet single duet.

Baca Juga: BTS Dikonfirmasi Tampil pada Mnet Asian Music Awards (MAMA) 2020, Catat Tanggalnya

Instagram Rita Tila

Rekaman perdananya berupa album degung pada tahun 1994, judulnya Ramo, selanjutnya album Jaipong Bali Bajidor Kahot, Bohong Ah, Calung Ceurik Nu Geulis, Pongdut Rayungan, Kliningan Harianeun.

Kemudian tahun 2002 album Pop Sunda Teuteup Jeung Imut. Setelah Teuteup Jeung Imut masih ada lagi Rege Regoe bersama grup Samba Sunda, Ronggeng Imut, Jaipong Sekar Panggung karya mendiang Nano.S, Jaipong Tablo, album Hanjakal, album Nyorangan, Duriat Pegat, Enjing Deui, Atos Ah, Tepang Deui, Kolot Kalapa. Dan masih banyak lagi.***

 

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah