JURNAL GAYA - Negara-negara di Eropa sangat menghargai privasi dan kerahasiaan data, berbagai peraturan dibuat untuk melindunginya.
Termasuk di negara Jerman yang baru-baru ini menjatuhkan denda sangat tinggi untuk klub sepak bola Vfb Stuttgart sebesar 300 ribu euro atau setara Rp5,1 miliar.
Klub Stuttgart didenda raturan ribu euro karena terindikasi membocorkan data rahasia pemainnya.
Denda dijatuhkan oleh Badan perlindungan data Jerman DPA Baden-Württemberg, dan klub Stuttgart wajib untuk membayar denda tersebut.
Baca Juga: Adu Kecantikan Krisdayanti dan Ashanty di Lamaran Aurel Hermansyah, Disebut Bak Bidadari
Badan otoritas Jerman khawatir penyebaran data para pemain berpotensi disalahgunakan pihak ketiga yang tak bertanggung jawab. Apalagi data yang tersebut bersifat pribadi dan rawan disalahgunakan.
Situs GRC World Forum melaporkan, Komisaris Baden-Wuerttemberg telah memutuskan VfB Stuttgart terbukti melakukan pelanggaran akuntabilitas yang lalai menurut Undang-Undang Perlindungan Data.
Stuttgart juga dikenakan hukuman tambahan melakukan kampanye perlindungan data. Klub wajib membantu kampanye dengan sasaran para kaum muda agar sadar mengenai masalah perlindungan data pribadi.
Baca Juga: Kritik Pernyataan Jokowi Soal Presiden 3 Periode, Jimly Asshiddiqie: Bukan Soal Minat atau Tak Minat
Untuk membayar hukumannya tersebut, Stuttgart berencana membuat proyek Data Protection Goes to School dengan melakukan kegiatan humas untuk beberapa waktu ke depan.
Beberapa kegiatan akan dilakukan seperti membuat video mengenai kampanye tersebut yang diarahkan kepada anak-anak muda Jerman.
Stuttgart sebagai klub Bundesliga sangat kooperatif dengan membayar denda dan menjalankan hukuman yang ditetapkan pada mereka. Ketaatan pada hukum membuat mereka terhindar dari jeratan upaya hukum lain yang lebih rumit.
Baca Juga: Jadwal Film TV Selasa, 16 Maret 2021, Saksikan Film Killer Elite Dibintangi Jason Statham
Menurut CEO Stuttgart Thomas Hitzlsperger klubnya akan belajar lagi dari kesalahan yang telah dilakukan tidak mengulanginya di masa depan.
“Sekarang penting untuk menggunakan langkah-langkah yang telah dimulai dan masih menunggu keputusan dalam hal perlindungan. Dan kepatuhan data untuk mengesampingkan pelanggaran semacam itu di masa depan dan untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang hilang dengan pekerjaan kita sehari-hari,” kata Thomas menjelaskan.***
Baca Juga: Geledah Rumah Bupati Bandung Barat Aa Umbara, KPK Tengah Usut Kasus Dugaan Korupsi Bansos Covid-19