Awas! Penyakit Mental Intai Penyintas Covid-19

11 November 2020, 15:05 WIB
ilustrasi depresi. //PIXABAY//RyanMcGuire

JURNALGAYA - Sebuah penelitian menemukan penyintas Covid-19 cenderung berisiko lebih besar terkena penyakit mental.

Berdasarkan penelitian tersebut, 20 persen dari mereka yang terinfeksi virus corona didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu 90 hari.

Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry yang menganalisis catatan kesehatan elektronik dari 69 juta orang di Amerika Serikat, termasuk lebih dari 62 ribu kasus COVID-19.

Baca Juga: Diklaim Ampuh 90%, Vaksin Covid-19 Pfizer Rentan Suhu Panas, Bagaimana Nasib Indonesia?

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Diagnosa paling umum di antara pasien COVID-19 yang pulih adalah kecemasan, depresi, dan insomnia. Ditemukan juga risiko demensia yang secara signifikan lebih tinggi, dan gangguan otak.

"Orang-orang khawatir bahwa orang yang selamat dari Covid-19 akan memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan mental, dan temuan kami menunjukkan kemungkinan besar," kata Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Universitas Oxford Inggris seperti dikutip Reuteurs, Selasa (10/11).

Menurut Harrison, para dokter dan ilmuwan di seluruh dunia sangat perlu menyelidiki penyebabnya dan mengidentifikasi perawatan baru untuk penyakit mental setelah COVID-19.

Baca Juga: Cara Belanja Hemat untuk Meriahkan 11.11, Lihat Caranya Disini

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tolak Pemberian Anugerah Bintang Mahaputera, Ini Alasannya

“Pelayanan (kesehatan) harus siap memberikan perawatan, terutama karena hasil kami cenderung meremehkan (jumlah pasien psikiatri),” tambahnya.

Dalam penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu tiga bulan ini menunjukan, 1 dari 5 orang penyintas COVID-19 memiliki diagnosis kecemasan, depresi, atau insomnia untuk pertama kali.

Potensinya dua kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok pasien lain pada periode yang sama.

Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan penyakit mental bawaan 65% lebih mungkin didiagnosis COVID-19 daripada mereka yang tidak.

Baca Juga: 17 Video Musik K-pop Berbahasa Inggris yang Paling Banyak Ditonton, Ada BTS, TXT, NCT

Konsultan Psikiatri di University College London Michael Bloomfield mengatakan temuan tersebut menambah bukti yang berkembang bahwa COVID-19 dapat memengaruhi otak dan pikiran, meningkatkan risiko berbagai penyakit kejiwaan.

"Ini kemungkinan karena kombinasi dari stress psikologis yang terkait dengan pandemi dan efek fisik dari penyakit tersebut," kata Bloomfield yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.***

Editor: Firmansyah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler