JURNAL GAYA - Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), mengadakan diskusi mengenai potensi bisnis Bus Rapid Transit (BRT) membahas hasil penelitian.
Menggali potensi dari bisnis ini dengan perbandingan bisnis sejenis yang telah dilakukan di beberapa negara, salah satunya di Kota Hongkong.
Saat ini berdasarkan pantauan tim dari SBM ITB, pelayanan Bus Rapid Transit (BRT) di tiga kota yakni Surakarta, Medan, dan Denpasar telah menunjukkan hasil positif dengan tren penumpang yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Menurut SBM ITB, berdasarkan hasil penelitian mereka, sejumlah potensi pendapatan pun bisa digali dari moda BRT (Bus Rapid Transit) di tiga kota tersebut melalui pengembangan bisnisnya.
Baca Juga: Mengawali Pagi Dengan Optimis, Baca Doa Berikut Agar Kegiatan Kita di Hari Ini Penuh Berkah
Berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) terhadap sekitar 1.200 responden di 3 kota tersebut, terungkap responden bersedia membayar tiket BRT dengan titik harga optimum di kisaran Rp 3.500 – Rp 4.500.
Untuk sementara, saat ini tiket BRT di tiga kota itu masih gratis untuk lebih mengenalkan BRT pada masyarakat.
Namun ternyata hasil survei menunjukkan peningkatan harga tiket akan menyebabkan masyarakat beralih ke moda transportasi lain terutama sepeda motor pribadi.
Baca Juga: Duel Supir Taksi Onlive Versus Rampok, Modus Menyamar Sebagai Penumpang