Network
JURNALGAYA - Paris Saint-Germain (PSG) kalah 0-1 dari Bayern Munchen di final Liga Champions, Minggu, 23 Agustus 2020. Fans PSG yang tidak terima dan tidak puas dengan hasil tersebut mengamuk.
Ada sekitar puluhan fans yang mengamuk dengan polisi anti huru hara Prancis di Champs-Élysées.
Sedangkan ratusan pendukung lainnya berjalan dengan susah payah dari jalan di Paris setelah kekalahan 0-1, mengakhiri upaya PSG untuk bergabung dengan Marseille sebagai satu-satunya klub Prancis yang memenangkan kompetisi sepak bola elit Eropa.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari AP News, di dekat Champs-Élysées, selusin polisi anti huru hara dengan perlengkapan lengkap menyerbu bar dan secara agresif mengeluarkan orang, karena ada beberapa yang tidak memakai masker, atau tidak menjaga jarak sosial di tengah kekhawatiran virus corona.
Baca Juga: Juarai Liga Champions, Bayern Taklukan PSG hingga Samai Rekor Liverpool
Di Paris Barat, ada juga insiden ketika polisi anti huru hara menggunakan gas air mata untuk membubarkan penggemar yang berkumpul di luar stadion klub
PSG menyiarkan pertandingan tersebut pada dua layar raksasa di stadion Parc des Princes,dan hanya 5.000 fans yang diizinkan masuk sesuai dengan jumlah maksimum yang diterapkan untuk pertandingan sepak bola di Prancis.
Namun hanya beberapa menit sebelum kick off, pada pukul 9 malam waktu setempat, ratusan fans masih mengantri dan rasa frustasi pun segera meningkat karena tidak bisa menyaksikan pertandingan terbesar dalam sejarah klub mereka.
Selama beberapa dekade PSG berusaha mengakhiri persaingan dari rival berat Marseille, masih satu-satunya klub Prancis yang memenangkan kompetisi pada tahun 1993.
