Menyantap Kupat Tahu Gempol, Sarapan Pagi Paling Legendaris di Bandung

- 21 Maret 2021, 07:12 WIB
Menyantap Kupat Tahu Gempol, Sarapan Pagi Paling Legendaris di Bandung.
Menyantap Kupat Tahu Gempol, Sarapan Pagi Paling Legendaris di Bandung. /Dini Yustiani/jurnalgaya.com

JURNAL GAYA - Meski kondisinya sederhana, penikmat Kupat Tahu Gempol  yang palimg legendaris ini tak pernah surut hingga waktu beranjak siang.

Sejak pukul 06.00 pagi, Kupat Tahu Gempol sudah siap menjmau sarapan untuk berbagai kalangan di Bandung atau pun dari luar daerah. Uniknya kupat tahu yang satu ini, digandrungi mulai dari pejalan kaki, hingga yang berkendaraan mewah.

Ya, Kupat Tahu Gempol yang legendaris ini memang tak pernah sepi pengunjung. Berdiri sejak tahun 1975, usaha dari Hajjah Yayah ini tak pernah sepi pengunjung. Uniknya, ia tak pernah berniat mengubah tampilan asli dari tempatnya berjualan.

Ia kukuh mempertahankan gerobak sederhana yang lokasinya dda di ujung gang Gempol, Bandung. Sementara di sampingnya hanya ada satu meja kayu sederhana, lengkap dengan bangku plastik.

Baca Juga: Acara Lamaran Atta dan Aurel Dapat Peringatan Keras KPI,Krisdayanti: Anak Ini Punya Magnet Bukan Karena Rating

Keistimewaan lainnya, pengunjung jatuh hati dengan cita rasa kupat tahunya yang aduhai. Di Bandung memang banyak ragam kupat tahu. Namun racikan kupat tahu Gempol, diklaim paling mumpuni dan sulit ditiru rahasia kelezatannya.

Bagi Anda yang tengah melancong di Bandung melahap kupat tahu Gempol juga sanggup menghadirkan kenangan tersendiri.

Betapa tidak, lokasinya memang berada di tengah-tengah pasar Gempol yang masih bernuansa Bandung tempo dulu. Beberapa toko kue dan kelontong, berdiri dengan gaya arsitek lama alias jadul.

“Cikal bakal dari kupat tahu Gempol adalah kupat tahu khas Mangunreja Tasikmalaya. Kebetulan kami memang asli dari sana tahun 1965. Kemudian bumbu ini digunakan sebagai resep dasar dari kupat tahu yang ada di Gempol. Alhamdulillah sampai sekarang masih banyak dicari,” ujar Hajjah Yayah.

Baca Juga: WADUH, Ivan Gunawan Blak-blakan Pernah Cium Bibir Ayu Tingting, Gimana Ceritanya?

Menilik tampilannya, siapa yang terbuai dengan komposisinya yang apik. Sepiring kupat tahu Gempol, terdiri dari potongan leupeut (lontong) kenyal, dipadukan dengan tahu kuning serta tauge.

Sebagai dressing, isian ini disiram dengan bumbu kacang kental berwarna merah nan menggoda lalu dibubuhi kecap manis. Pelengkap lain, ada kerupuk gendar merah yang karakternya juga jadul.

Menurut Hajjah Yayah, mulai dari berdiri hingga saat ini, tampilan kupat tahunya tak pernah berubah. Porsinya pas untuk disantap pada waktu sarapan. Demikian pula dengan kualitas bahan yang digunakan.

Untuk menghasilkan cita rasanya yang jawara, ia harus mendaulat material kupat tahu yang terbaik dan sesuai resep leluhur.

Setiap harinya, ia menghabiskan 15 kilogram kacang tanah Tuban, 500 butir tahu segar asal Cibuntu Bandung, tauge serta 10 kilogram beras asli Sumedang. Di akhir pekan, hitungan ini bisa diperbanyak sampai tiga kali lipat.

“Rasa yang tidak boleh berubah, leupeut-nya harus kenyal dan lembut, tahunya gurih dan tidak berbau, tauge harus segar dan bumbu kacangnya wangi, lezat dan kental. Meski cabai merah sedang mahal, kami juga harus tetap menggunakan jenis yang terbaik,” bebernya.

Untuk menghasilkan leupeut yang tak gampang basi, Hajjah Yayah harus merebusnya hingga delapan jam. Syarat lain, leupeut juga wajib dibungkus dengan daun pisang agar aroma khasnya selalu terjaga. Selain menjual per piring, leupeut kupat tahu Gempol juga kerap dibeli per satuan.

“Pelanggan kami tidak hanya dari Bandung, ada yang dari luar kota juga banyak. artis-artis juga sering kesini sarapan,” ungkapnya. ***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah