Network
JURNAL GAYA - Bersantap kuliner khas sunda di sebuah restoran? Itu sudah biasa. Namun apa sensasinya saat kita menikmati sajian makanan ala sunda rumahan, dengan vibes dan atsmosfer sawah dan pedesaan tempo dulu.
Ya, semua ritual unik tersebut bisa kita nikmati di Kampung Kawangi yang berlokasi di Karanganyar, Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, para pelancong bisa menikmati momen bersantap yang konsepnya seperti kembali ke masa lalu.
Tilik lanskap indah yang bisa dijumpai di Kampung Kawangi. Di sana kita bisa mengisi perut sembari menikmati panorama syahdu tatar Sumedang. Tepat di rumah panggung bergaya sunda buhun, para penikmat kuliner bisa melihat gunung yang bertengger dari kejauhan, kolam ikan hingga hamparan sawah yang menghijau.
Dedi Rasadi (52 tahun), pemilik Kampung Kawangi mengatakan, rumah makan Kampung Kawangi hadir dari adanya komunitas gowes atau bersepada di saat terjadinya Pandemi COVID-19.
Bermula dari kebiasaan kongko dan rehat usai bersepeda di saung miliknya, akhirnya kebiasaan botram bersama kolega dan sahabatnya diwujudkan menjadi bisnis kuliner yang menjanjikan.
"Awalnya pas pandemi, saya dan komunitas kerap berkumpul di sini. Kami biasanya memasak di saung dengan tungku kayu bakar, lalu makan bersama sambil melihat para pekerja mencangkul di sawah. Akhirnya kebiasaan ini kami seriusi menjadi ladang bisnis," ujarnya.
Seperti layaknya pemukiman klasik di pedesaan, ia merancang rumah makannya seperti layaknya rumah keluarga di zaman dulu. Di rumah utama, terdapat tepas atau teras yang bisa digunakan untuk makan. Sementara di bagian dalam terdapat ruang tamu dengan hiasan hinterior, kursi lama, mesin jahit usang hingga lemari dengan konsep yang sama.
"Selain rumah panggung, saat ini Kampung Kawangi juga menambah kapasitas dengan adanya saung-saung terbuka," sambungnya.
Baca Juga: Sarapan Praktis dan Lezat: Resep Nasi Goreng Kampung dan Telur Dadar Krispi ala Devina Hermawan
