MATA NAJWA semalam, Mardani Ali Sera: Penembakan Laskar FPI Termasuk Kejadian Luar Biasa

17 Desember 2020, 08:25 WIB
Tangkapan Layar Mata Najwa 16 Desember 2020 /Juniar Syah

JURNAL GAYA - Acara Talkshow Mata Najwa dari Trans 7 yang dipandu Najwa Shihab bersama Tim Narasi TV-nya.

Nana panggilan akrabnya, terkenal tajam mempreteli setiap irisan kasus yang sedang dihadapi melalui nara sumber-nara sumber yang duduk di kursi studionya.

Baca Juga: Mahfud MD : Kang RK, Ini Pengumuman Saya Tentang Kepulangan HRS, Clear!

Mata Najwa hari Rabu Malam, 16 Desember 2020 mengangkat mengenai Peristiwa penembakan dan adu tembak yang menewaskan 6 laskar FPI pengawal Rizieq Syihab pada Senin, 7 Desember 2020 lalu, hingga kini kejelasan kasusnya masih abu-abu.

Kepolisian mengklaim, para petugas terpaksa menghadiahi timah panas lantaran para laskar FPI melawan dengan senjata api dan senjata tajam. Sedangkan klaim FPI, setiap anggotanya dilarang membawa senjata api, senjata tajam, dan bahan peledak.⁣

Baca Juga: Penasaran Belum Cair? Ini Dia Cara Cek BSU atau BLT BJPS Ketenagakerjaan

Tema Mata Najwa semalam "Silang Versi FPI-Polisi", akan menghadirkan informasi terbaru, membawa kepingan-kepingan fakta baru dari penelurusan peristiwa di KM 50 Tol Cikampek.⁣ Rabu, 16 Desember 2020. Live pukul 20.00 WIB di @officialTRANS7.⁣

Munarman yang merupakan sekretaris FPI menjadi pembicara pertama ia membantah laskar FPI dibekali senjata.

"Laskar FPI merupakan sebutan khusus untuk membedakan dengan anggota FPI biasa. Tugasnya pengamanan dan mengawal ustad dari FPI beserta keluarganya. Ada sejarah ustad-ustad banyak dibunuh saat menjadi guru di pengajian-pengajian. Mengenai bukti senjata yang ada di Polda, komnas HAM harus mengeceknya, apakah benar milik laskar atau bukan. Kami FPI sudah mengcroscek kepada laskar yang masih hidup dan keluarganya dan mereka semua membantah adanya senjata tersebut," kata Munarman.  

Hadir sebagai salah satu pembicara anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera.

Saat diminta tanggapannya mengenai kasus tewasnya 6 Laskar FPI, Mardani bersyukur DPR mau membuka diri dan menampung aspirasi khususnya dari keluarga para korban meninggal, dan membukanya ke masyarakat.

Baca Juga: Ini Daftar Rumah Sakit yang Menerima Pendaftaran Vaksinasi virus Covid-19

"Kejadian tewasnya laskar FPI di Jalan Tol Jakarta-Cikampek tersebut menurut saya merupakan kejadian luar biasa. Enam orang meningga dunia. Perlu membuka sejelas-jelasnya. Yang paling utama bukan mencari siapa yang salah tapi  mengetahui dimana letak kesalahannya," jawab Mardani tegas.

"Untungnya DPR membuka diri tidak menutup-nutupi penyelidikan kasus ini dan mau mendengarkan aspirasi masyarakat, seeprti mendengarkan penjelasan dan pengaduan keluarga para korban kemarin,"

Mata Najwa kemudian menampilkan potongan rapat dengar pendapat DPR saat mendengarkan pengaduan orang tua para laskar yang meninggal. Orang tua menceritakan keadaan anak dan saudara mereka ketika meninggal.

Baca Juga: MASYA ALLAH, Aldebaran Jadi Imam Shalat Bikin Netizen Nangis Baper Akut! 

"Salah satu yang masih gelap yakni seperti yang pernah disampaikan Indonesia Police Watch, mengapa para laskar yang diduga melakukan tembak-menembak, empat orang yang masih hidup tidak diborgol, sehingga diduga melakukan perlawanan kepada petugas yang menangkap dan harus ditembak oleh petugas," 

Anton Charliyan mantan Kapolda Jawa Barat, yang juga pernah ikut pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa barat, memiliki pendapat sebaliknya.

"Menurut saya kejanggalan-kejanggalan tidak terlihat dalam rekonstruksi kemarin. Aparat memiliki hak untuk melakukan tindakan tegas dan terukur membela diri,"

Baca Juga: Curi Start dari Amerika, Film Wonder Woman 1984  Resmi Tayang di Indonesia

Nana kemudian menanyakan sejauh mana standar atau ukuran tegas dan terukur itu.

"Saat petugas di lapangan merasa terancam. Kejadian baku tembak seperti yang dilaporkan Kapolda Metro Jaya, sudah merupakan ukuran terancam dan mengancam nyawa bagi para petugas," tutur Anton membela tindakan para petugas yang menembak laskar.

"Rekonstruksi itu bisa dilakukan berulang kali, sampai akhirnya dirasakan sudah semirip mungkin dengan kejadian sesungguhnya. Rekonstruksi bisa dilakukan kembali apabila ada novum-novum baru," tambah Anton menanggapi rekonstruksi.

Baca Juga: Jadwal Tayangan di SCTV Kamis 17 Desember 2022 Anak Band dan Cinta Mulia Jangan Sampai Terlewat

Ahmad Taufan Damanik yang ikut juga dalam acara Mata Najwa melalui video call dari Banjarmasin Kalimantan Selatan mengeluarkan temuan Komnas HAM di lapangan.

"Tim telah turun ke lapangan dan bertemu dengan Dirut Jasa Marga, Kapolda Metro Jaya, dan Bareskrim. Tim juga mengecek langsung TKP dan menemukan jejak-jejak selongsong peluru, serta jejak kendaraan yang saling bertubrukan,"

Saat ditanya Nana untjuk akses ke kepolisian, Damanik menjawab tidak ada masalah.

"Komnas HAM juga mendapatkan akses kepada petugas Polda yang melakukan penembakan di lapangan dan memeriksanya. Selain itu, tim juga mengkroscek pengakuan dari FPI dan polisi. Untuk kesimpulan Komnas HAM masih menunggu sampai bukti-bukti sudah cukup. Lebih baik terlambat daripada terburu-buru. Persoalan ini sudah terlalu melebar ke ranah politik. Terbukti, Komnas HAM mulai mendapatkan tekanan dari berbagai pihak karena ikut terlibat memeriksa kebenaran dalam kasus ini," jelas Damanik.***

  

     

 

 

Editor: Qiya Ameena

Tags

Terkini

Terpopuler