Turki Umumkan Hasil Uji Lab Vaksin Sinovac: Efektifitas Mencapai 91,25 Persen

25 Desember 2020, 16:46 WIB
Ilustrasi Vaksin Sinovac /ANTARA

 

JURNAL GAYA - Vaksin Covid-19 menjadi salah satu harapan umat manusia untuk dapat terlepas dari pandemi yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2020.

Pandemi ini merubah total kebiasaan umat manusia di seluruh dunia, termasuk dalam hal bekerja dan sekolah atau kuliah.

Manusia semakin tergantung kepada teknologi khususnya teknologi internet dan berbagai gawai yang mendukungnya untuk beraktifitas sehari-hari.

Baca Juga: Libur Natal, 356.010 Kendaraan Tinggalkan Jakarta untuk Liburan

Indonesia sendiri sejak awal Desember telah menerima 1,2 juta vial dosis Sinovac dari Cina.

"Total vaksin yang kami terima pada Minggu, 6 Desember sebanyak 1.200.568 vial, di mana sebanyak 568 vial akan dialokasikan untuk dilakukan pengujian mutu yang akan dilakukan bersama oleh Bio Farma maupun BPOM," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyirdalam konferensi pers daring, Selasa 8 Desember 2020.

Selain Indonesia ada negara Brazil dan Turki yang juga memesan vaksin Sinovad dari Cina.

Baca Juga: JK Diminta Presiden Republik Islam Afganistan Mendamaikan Dengan Taliban

Produk vaksin Covid-19 dikembangkan oleh Sinovac Biotech memiliki efektivitas sebesar 91.25 persen, menurut data sementara dari uji coba tahap akhir para ahli di Turki.

Hasil tersebut kemungkinan jauh lebih lebih baik dari yang dilaporkan usai uji coba terpisah yang dilakukan di Brazil.

Para periset di Brazil, yang juga tengah menjalani fase III uji coba vaksin, mengatakan pada Rabu,23 Desember 2020 bahwa suntikan itu memiliki efektivitas di atas 50 persen.

Namun atas permintaan perusahaan Sinovac Biotech, mereka menahan hasil lengkap uji coba sehingga menimbulkan pertanyaan terkait transparansi.

Baca Juga: SAKSIKAN Film Bioskop NKCTHI, Film Keluarga yang Bikin Baper Temani Libur Natal di TRANS7

Para periset Turki mengatakan pada Kamis, 24 Desember 2020 menyatakan bahwa tak ada efek samping serius yang muncul pada masa uji coba, selain satu orang yang menunjukkan reaksi alergi.

Uji coba di Turki telah dimulai pada 14 September, dan para periset mengatakan sebanyak 1.322 orang telah berpartisipasi.

Sinovac sendiri merupakan perusahaan vaksin asal Cina pertama yang merilis keterangan rinci dari uji klinis tahap-tahap akhir.

Baca Juga: Indonesia Diiming-imingi Israel 1 Milyar Dolar, Fadli Zon dan Rizal Ramli Kompak Sebutkan: Recehan!

Kemudian laporan-laporan terbaru menyusul, hasil-hasil positif menyangkut vaksin buatan perusahaan rival dari Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca pada November 2020 lalu.

Para periset dan iilmuwan dari Turki melakukan konferensi pers bersama Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca.

Mereka mengatakan bahwa 26 dari 29 orang yang terinfeksi pada masa uji coba diberikan placebo (obat kosong tak berkhasiat). Mereka menambahkan bahwa uji coba akan terus berlanjut hingga 40 orang pasien yang terinfeksi.

Baca Juga: Resep Brownies Tanpa Mixer Antigagal Ala Bittersweet by Najla, Coba Bikin Yuk!

"Sekarang ini kami yakin bahwa vaksin ini efektif dan aman (untuk digunakan) terhadap warga Turki," kata Fahrettin Koca. Ia juga mengatakan bahwa Ankara akan menggunakan data itu sebagai dasar untuk perizinan vaksin.

Negara Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman pada 11 Desember, namun pengiriman tersebut sementara tertunda.

Koca mengatakan vaksin akan tiba pada Senin, 28 Desember 2020 dan menambahkan bahwa Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, prioritas pertama para pekerja medis yang berjuang di garis depan penanganan Covid-19.

Baca Juga: Indonesia Diiming-imingi Israel 1 Milyar Dolar, Fadli Zon dan Rizal Ramli Kompak Sebutkan: Recehan!

Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya, yang disebut CoronaVac, dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia, Brazil, Cile dan Singapura, juga masih dalam tahap negosiasi dengan negara Filipina dan Malaysia.

Perdana Menteri Turki menyatakan negaranya akan menandatangani perjanjian dengan Pfizer dan mitranya BioNTech, untuk pembelian 4,5 juta dosis vaksin yang akan dikirimkan pada akhir Maret 2021, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler